OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 22 April 2017

Madinah, Pusat Dakwah Islam

Madinah, Pusat Dakwah Islam

10Berita-JAKARTA -- Keberadaan kondisi alam yang subur, sikap masyarakat yang ramah, dan sebagian warganya yang sudah mengenal ajaran Islam, Rasulullah menjadikan kota ini sebagai tempat untuk mengembangkan ajaran Islam, dan mengganti namanya menjadi Madinah.

Dalam artikelnya yang berjudul Islam dan Politik; Suatu Tinjauan atas Prinsip-prinsip Hukum dan Keadilan, Cak Nur menuturkan, kebijakan Nabi SAW mengubah nama kota itu bukan perkara kebetulan. Di baliknya, terkandung makna yang luas dan mendalam, yang mengubah model dan cara hidup masyarakat di Jazirah Arab.

Perkataan "madinah" yang digunakan Nabi SAW untuk mengganti nama Yatsrib, jelas Cak Nur, menyiratkan semacam proklamasi atau deklarasi bahwa di tempat baru itu hendak diwujudkan suatu masyarakat, yang tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Secara sosial dan politik, sangat teratur atau berperaturan, sebagaimana mestinya sebuah masyarakat ideal.

''Maka, Madinah adalah pola kehidupan sosial yang sopan, yang ditegakkan atas dasar kewajiban dan kesadaran umum untuk patuh kepada peraturan atau hukum. Sistem yang dibangun merujuk kepada pola kehidupan teratur dalam lingkungan masyarakat yang disebut kota,'' jelasnya.

Untuk membangun sistem dan pola kehidupan yang baik, Rasul SAW dengan dukungan dari para sahabatnya mendirikan sebuah masjid, yang kemudian dikenal dengan nama Masjid Nabawi.

Dari masjid inilah, Rasul memulai mengajarkan Islam kepada sahabat-sahabatnya, juga kepada umat Islam lainnya. Mulai dari masalah ibadah, muamalah (perdagangan dan interaksi dengan masyarakat), politik, pemerintahan, pengadilan, pembinaan akhlak, hingga masalah perang. Semua aturan itu lebih banyak disampaikan dari masjid.

Karena itu, selain dipergunakan untuk shalat lima waktu, masjid juga dimanfaatkan Rasulullah SAW untuk mendidik akidah dan akhlak umat Islam agar menjadi lebih baik dan kuat. Rasul menanamkan etika dan moral umat dalam pergaulan keseharian, sebagaimana diajarkan Alquran. Sehingga, nilai-nilai Alquran senantiasa tertanam dalam sanubari dan lubuk hati segenap umat Islam. Ibaratnya, Masjid Nabawi sebagai kawah candradimuka dalam pembentukan karakter dan pembinaan akhlak umat.

Dengan akidah yang kuat, akhlak yang baik, dan sikap yang santun dari umat Islam maka menyebar dan memancarlah sinar dan cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia. Tak heran bila Madinah dijuluki dengan Al-Munawarah, yang penuh cahaya atau bersinar.

Sumber: Republika

Related Posts:

  • Jejak Kota Pencakar Langit Kuno di Yaman Jejak Kota Pencakar Langit Kuno di Yaman 10Berita , JAKARTA -- Dikelilingi dinding benteng, Kota Shibam di Yaman yang berdiri pada abad ke-16 merupakan salah satu kota tertua di dunia sekaligus contoh terbaik tata kota … Read More
  • Shibam yang Perlahan Rusak Shibam yang Perlahan Rusak 10Berita ,  JAKARTA -- Terabaikannya sistem irigasi pertanian, sistem sanitasi yang kurang memadai, sistem pasokan air bersih yang tidak tertangani baik, malfungsi sistem drainase, plus p… Read More
  • Muslim Trinidad dan Tobago Jaga Identitas Muslim Trinidad dan Tobago Jaga Identitas 10Berita , JAKARTA — Trinidad dan Tobago adalah negara di Karibia selatan yang memiliki masyarakat multikultural dan dinamis. Di sana toleransi dan asimilasi agama dan budaya m… Read More
  • Ini Masjid Pertama yang Berdiri di Ranah MinangIni Masjid Pertama yang Berdiri di Ranah Minang 10Berita , PADANG -- Tidak banyak yang tahu, Masjid Ishlah merupakan masjid pertama yang berdiri di Ranah Minang. Selain Sumatra Barat, Ranah Minang atau Tanah Minang juga meli… Read More
  • 3 Warisan Kesultanan Ternate 3 Warisan Kesultanan Ternate 10Berita ,  JAKARTA -- Kesultanan Ternate merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di nusantara, yang berdiri pada abad ke-13. Kesultanan ini didirikan berawal dari meningkatnya aktiv… Read More