OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 04 April 2017

Masyarakat Minangkabau Kecewa Tito Karnavian Diberi Gelar Kehormatan Adat

Masyarakat Minangkabau Kecewa Tito Karnavian Diberi Gelar Kehormatan Adat


10Berita, Padang – Postingan foto di laman Fb Gubernur  Sumatra Barat Irwan Prayitno mendadak ramai dengan komentar kekecewaan netizen. Hal itu dipicu oleh “Gala Sangsako” yang disematkan kepada  kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan istrinya Tri Suswati Tito Karnavian.

Kaum suku Sikumbang dari Nagari Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, Sumatra Barat memberikan gelar adat (Gala Sangsako) kepada Kapolri Tito Karnavian saat kunjungannya di Kota Padang pada Ahad (02/04). Gelar berupa “Sutan Rajo Paga Alam” kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan  “Siti Linduang Alam” kepada istrinya Tri Suswati Tito Karnavian.

Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM), Sayuti Datuak Rajo Panghulu dan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno hadir dalam prosesi pemberian gelar tersebut. Irwan lalu memosting foto momen tersebut di laman Facebook miliknya. Namun siapa sangka, tanggapan berisikan kekecewaan dari masyarakat Minang pun memenuhi kolom komentar.

Ndak do masyarakaik minang nan respect dalam maagiah galo ko pak. baa bisa tajadi?? ado mukasuik tasalubuang kah? (tak ada masyarakat Minang yang paham (maksud) pemberian gelar itu pak (Irwan.red). Kenapa ini bisa terjadi?? Ada maksud terselubungkah?),” tanya Rasti Bustami kepada Irwan Prayitno.

Selain itu, juga ada yang mengaku terkejut atas pemberian gelar tersebut. Bahkan ada yang mempertanyakan kredibilitas Tito Karnavian sehingga begitu mudah diberi gelar kehormatan adat.

“Aduh ..saya ni orang Sikumbang..kok gampang be ngasih gelar sama orang yg bukan org Padang,” ujar pemilik akun Asni Bhe.

Ado manfaat, sumbangsih atau hub si tito jo urang/ ka minang pak IP? Shinggo si tito dapek gala? (Apa manfaat, sumbangsih, atau hubungan Tito dengan orang Minang Pak Irwan Prayitno? Sehingga si Tito mendapatkan gelar?),” kata pemilik akun Ariel Anshar.

Pemilik Akun Eni Afriati turut menukil pepatah Minang yang berbunyi, “Adat berpedoman pada syariat dan syariat berpedoman pada Kitabullah alias Al-Quran”. Menurutnya, Tito bertolak belakang dengan prinsip bangsa Minang tersebut. Eni menilai Tito telah melakukan kriminalisasi ulama serta membela penista Al Quran.

Inyo menyakiti hati rang minang nan bapedoman jo Al Qur’an. (Dia telah melukai hati bangsa Minang yang berpedoman pada Al-Quran),” papar Eni.

Komentar kekecewaan terus bertambah. Bahkan salah-satu Netizen berpendapat agar postingan itu sebaiknya dihapus. Supaya tidak menimbulkan polemik baik di Sumatra Barat maupun di daerah rantauan masyarakat Minang.

“Pak Gubernur menurut saya yg menimbulkan polemik yang tajam di ranah maupun di Rantau….ngak usah di posting dulu,” tulis pemilik akun Khairul Mustar.

Reporter: Syafi’i Iskandar
Editor: Jon Muhammad

Sumber: KIBLAT