Surat Kabar Yahudi “Haaretz” Ungkap Alasan Sebenarnya Kehadiran Rusia di Suriah
10Berita – Setelah perdebatan sengit antara Amerika Serikat dengan Rusia terkait serangan militer AS ke pangkalan udara Syahrat milik rezim Syiah Assad di provinsi Idlib, Suriah, banyak orang mulai bertanya alasan sebenarnya kehadiran Moskow di kawasan Dunia Arab.
Menyingkirkan kelompok pejuang Islam sebelum mencapai minoritas Muslim di Rusia, pengalihan aneksasi Rusia di Ukraina dengan cara ikut berperang melawan organisasi Negara Islam, dan kehadiran pelabuhan militer Tartus sebagai satu-satunya pangkalan militer Rusia di luar negeri menjadi 3 jawaban umum yang dilontarkan berbagai pengamat geopolitik terhadap konflik di kawasan Dunia Arab.
Lalu apa alasan sebenarnya Putin mengirimkan pasukan militernya ke Suriah? Surat kabar berbahasa Ibrani “Haaretz” menyatakan bahwa dukungan Putin terhadap rezim Syiah Bashar al Assad adalah untuk menunjukan keberadaan Rusia sebagai negara adidaya di dunia seperti dimasa Perang Dunia I dan II.
Meskipun tidak memiliki kepentingan di kawasan Dunia Arab seperti Amerika Serikat dan sekutunya, akan tetapi Rusia tetap menganggap wilayah ini sebagai negara penting.
Berbeda dengan kekuatan besar seperti Amerika dan negara-negara Eropa serta China yang tertarik datang ke wilayah Dunia Arab untuk kepentingan bisnis dan investasi, diikuti oleh intervensi militer. Akan tetapi Rusia dibilang terlambat untuk berlomba-lomba menghadirkan kemajuan bagi negara-negara di kawasan yang terlepas dari senjata, tenaga nuklir, energi dan gandum.
Meskipun demikian Rusia di tahun 2016 kemarin telah mampu mengungguli ekspor gandum Amerika selama beberapa dekade terakhir, dan kini menjadi pemasok utama gandum ke Mesir.
Dari segi penjualan senjata ke kawasan Dunia Arab dan Afrika Timur, Rusia telah berhasil meraup uang sebesar 12.7 miliar dolar AS antara kurun waktu 2006-2015, dua kali lipat tingkat penjualan senjata dalam beberapa dekade terakhir.
Di bidang energi Rusia telah mampu menjalin kesepakatan dengan Mesir dan Jordania untuk membangun reaktor nuklir, serta mendirikan perusahaan energi di Mesir dan Irak.
Dan pada akhirnya kita akan mengetahui bahwa kekuatan berasal dari uang bukan senjata. (Rassd/Ram)
Sumber: Eramuslim