Tekan Rusia Jauhi Rezim Asad, Negara G-7 Gelar Pembicaraan Terkait Konflik Suriah
Korban serangan senjata kimia di Suriah
10Berita-Negara-negara yang tergabung dalam G-7 akan melakukan pendekatan terhadap konflik yang terjadi di Suriah setelah serangan kimia yang dilakukan oleh rezim Basyar Asad pada pekan lalu membunuh banyak warga sipil.
Dalam pertemuan yang akan berlangsung di Tuscany, Italia pada Selasa (11/4) ini, sebagaimana dilansir BBC, Senin (10/4), para menteri luar negeri akan lebih fokus pada bagaimana untuk menekan Rusia agar menjauhkan diri dari rezim Basyar Asad.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson secara gamblang menyalahkan Rusia atas serangan senjata kimia yang terjadi di Idlib, Suriah, sehingga menewaskan lebih dari 80 orang. Gempuran senjata kimia ini yang menjadi dasar serangan AS terhadap pangkalan militer rezim Suriah, Jumat (7/4) dini hari lalu.
Dalam sebuah wawancara dengan ABC, Tillerson menyatakan, Rusia telah gagal untuk memenuhi komitmen terhadap perjanjian senjata kimia di Suriah yang ditandatangani pada 2013 lalu. Akibat kegagalan Rusia ini, lanjut Tillerson, banyak warga sipil Suriah meregang nyawa.
Komentar tersebut muncul sehari setelah Duta Besar AS untuk PBB mengatakan tidak ada cara untuk menstabilkan Suriah kecuali dengan menggulingkan Presiden Asad dari tampuk kepresidenan.
Seperti diketahui sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memerintahkan serangan ke pangkalan udara Shayrat, yang diyakini sebagai basis rezim Suriah meluncurkan jet tempur penyerang senjata kimia. Dalam pernyataannya usai serangan itu, Trump menyinggung soal anak-anak Suriah yang disebutnya “bayi-bayi cantik”.
“Pada Selasa diktator Basyar Asad melancarkan serangan senjata kimia mengerikan terhadap orang yang tidak bersalah. Menggunakan racun saraf mematikan, Asad mencekik nyawa pria, wanita dan anak-anak yang tidak berdaya,” kata Trump. (EZ/salam-online)
Sumber: BBC, Salam online