Tingkatan Manusia Dalam Menghadapi Tipu Daya Setan
10Berita– Memperjuangkan Islam merupakan amalan yang memerlukan keistiqomahan dan kesabaran dalam menapaki setiap anak tangganya. Sementara itu setan selalu mengintai seorang aktifis, menunggu waktu lengahnya. Saat seorang aktifis lalai, seketika itu pula setan dengan sigap mencoba menggelincirkan kakinya.
Tidakkah kita pernah mendengar seorang yang ikut berperang bersama Rasul, kemudian para sahabat mendapatinya dalam keadaan terbunuh di jalan Allah. Namun alangkah mengagetkan saat Rasul mengatakan bahwa dia berada di neraka. Ternyata usut punya usut dia membunuh dirinya karena tidak tahan dengan sakitnya luka yang dia dapat. Kisah itu mengingatkan kita pada suatu hal, bahwa setan senantiasa menunggu kita lalai.
Ibnul Qayyim dalam kitabnya yang berjudul Uddatush Shabirin mengisahkan satu riwayat yang berasal dari seorang salaf. Seorang setan bertemu dengan kawannya yang keadaannya sangat kurus, lemah, dan kerempeng.
Ia pun bertanya, “Mengapa kamu menjadi seperti ini?”
Temannya menjawab, “Aku mempunyai seorang qarin dari golongan manusia. Aku tidak bisa ikut makan bersamanya, tidak bisa bermalam, dan tidak bisa turut bersenggama bersamanya.”
Temannya bertanya, “Mengapa bisa begitu?”
Ia menjawab, “Sebab, ia menyebut asma Allah ketika hendak makan dan menyebut asma Allah jika hendak berjima’. Aku pun tercegah untuk turut menikmati itu semua.”
Maka berkatalah yang lain, “Kalau aku, aku bisa ikut makan, bermalam, dan berjima’ dengan istrinya bersamanya.”
Oleh karena itu, salah seorang Mufassir memberikan ulasan atas firman
Allah:
وَشَارِكْهُمْ فِي الأمْوَالِ وَالأولادِ
“… Dan berserikatlah dengan mereka (manusia) pada harta dan anak-anak mereka…” (Al-Isrâ’: 64)
Beliau berkata, “Berserikatnya setan atas anak Adam dalam hal hartanya adalah jelas, akan tetapi bagaimana bentuk perserikatannya dengan anak Adam dalam hubungannya dengan anak-anak yang lahir dari perut mereka? Mereka mengatakan: “Sesungguhnya setan, apabila seseorang lupa membaca doa:
بِسْمِ اللهِ اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
“Dengan nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau rezekikan pada kami,”ketika hendak menjima’ istrinya; maka setan ikut menyertainya dalam menjima’ istrinya.
Sumber: Kiblat.net