OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 13 April 2017

Warga Suriah ke Trump: Senjata Kimia Bukan Satu-satunya Masalah Kami

Warga Suriah ke Trump: Senjata Kimia Bukan Satu-satunya Masalah Kami

10Berita- Hama – Serangan senjata kimia yang menimbulkan ratusan korban pekan lalu bukanlah tragedi pertama dalam krisis Suriah. Dalam serangan kali ini, Ibrahim al-Sweid, koresponden Halab News menceritakan kengeriannya saat tiba di sebuah rumah sakit di dekat lokasi bom.

“Ada korban di semua tempat. Banyak yang di tanah, mencuci luka-luka mereka dengan air,” kata Sweid kepada The New Arab. “Banyak, banyak anak-anak meninggal. Dan mereka mengeluarkan busa kuning dari mulut mereka,” imbuhnya.

Saat Suriah masih berduka, AS menargetkan pangkalan udara Shayrat dengan 59 rudal Tomahawk yang diklaim sebagai pembalasan. Presiden AS Donald Trump mengumumkan serangan itu di sebauh resort golf di Mar-a-Lago.

Maka, sebagian orang memberikan pujian terhadapnya. Walaupun sebagian lainnya masih mempertanyakan motif serangan AS ke Suriah tersebut. “Serangan itu ditujukan ke bandara dan hanya menghancurkan pesawat. Itu hanya sebuah pesan internasional,” kata Sweid, sembari menunjukkan pesan dimaksud adalah “Kami merespon serangan kimia dan kami mengebom fasilitasnya”.

Sementara itu, Mohamed Hassan al-Doghem, koresponden lain dari Halab News, mengatakan serangan rudal itu tidak dimaksudkan untuk membuat perubahan substantif di Suriah. “Menurut pendapat saya, serangan Amerika baik-baik saja,” katanya. “Tapi aku tidak mengandalkan mereka untuk membuat perubahan pada kejahatan rezim.”

AS dilaporkan telah memberitahu Rusia sebelum serangan, menurutnya itu sebagai bukti bahwa kehadiran AS di Suriah hanya retorika. “Jika Amerika serius berdiri, seharusnya menghentikan ‘mesin kematian’,” tambahnya, mengacu pada Rezim dan sekutunya.

Untuk diketahui, serangan rudal jelajah pekan lalu itu bukan pertama kalinya AS telah membom Suriah. Hampir 9.000 serangan udara telah diluncurkan dari kapal induk di perairan Mediterania dan Teluk, yang menargetkan kelompok ISIS di Suriah dan Iraq. Korban warga sipil yang tewas telah meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir.

Jika ada yang perlu dijelaskan tentang Suriah kepada dunia terkait serangan AS beberapa waktu lalu, Maka, perang belum berakhir. “Ada sepuluh bandara di Suriah. Kami dapat dibom dari bandara yang berbeda. Senjata kimia bukan hanya satu-satunya masalah kami,” kata Sweid yang asli Suriah.

Reporter: Ibas Fuadi
Sumber: The New Arab, Kiblat