Klarifikasi Ustadz Felix Siauw: Polisi Dapat Tekanan Dari Ormas yang Belakangan Terkenal Berpihak Kepada Penista Agama
10Berita-JAKARTA — Terkait pembatalan pengajiannya di Universitas Brawijaya Malang dan pembubaran acara kajiannya di salah satu Hotel oleh aparat kepolisian pada Ahad (30/4) lalu, Ustadz Felix Siauw yang menjadi pemateri dalam pengajian tersebut kemudian mengunggah video klarifikasinya.
“Acaranya sedianya dilakukan di Universitas Brawijaya, lalu ada pembatalan oleh rektor yang rektornya juga tidak menjelaskan kenapa itu dibatalkan dan tidak memberi alasan sama sekali kepada panitia,” ungkap Ustaz Felix dalam video unggahannya yang telah tersebar di situs youtube, Selasa (2/5).
Dalam video tersebut, Ustadz Felix menyayangkan penegakkan hukum belakangan yang dinilai seperti hukum rimba, siapa yang kuat maka dia bisa menyetir mana yang dianggap benar dan mana yang dianggap salah. Ketika pihak tersebut tidak suka pada satu kelompok, maka kelompok tersebut dianggap salah, begitu juga sebaliknya.
“Di situ polisi hanya bisa berkata, kami tidak bisa apa-apa karena kami sedikit, kami tidak bisa apa-apa,” terangnya.
Ketika di Jakarta, lanjut Ustadz Felix, ia menyaksikan citra polisi yang sangat buruk di mata masyarakat. Karena dalam kasus penistaan agama sangat mencolok adanya keberpihakan di situ.
Kondisi ini menurutnya akan menyulitkan umat Islam untuk mengadakan acara atau pengajian karena dituduh akan berbuat makar. Ia pun mempersoalkan kegiatan pengajian yang dilakukannya, “dimana makarnya?” Sebab menurutnya, ia hanya berbicara soal masalah generasi muda, pacaran, dan degradasi moral tapi tema dimaksud dianggap membahas sesuatu yang mengarah kepada makar.
Ia pun menyayangkan sikap kalangan yang tidak suka dengan mengedepankan tindakan pemaksaan tanpa ada tabayyun(kalrifikasi -red) terlebih dahulu. Padahal pihak yang ingin membubarkan itu adalah kelompok muslim sendiri.
Kepada aparat da’i muda ini juga berharap seharusnya tidak boleh satu kelompok memaksa aparat untuk membungkam kelompok lain. Dan itu preseden yang buruk di masa depan.
“Bagi teman-teman sekalian, mohon doanya Insya Allah dakwa ini tidak akan pernah terhenti, dan tidak akan pernah surut. Karena Allah akan mengambil orang orang yang dicintainya, yang siap untuk mempertahankan dan memperjuangkan agama ini. Dan Insya Allah doakan saya salah satu diantara orang orang itu, mendapatkan amanah untuk menjaga agama ini, menyampaikan kebenaran ini,” ungkapnya.
Melalui media sosial Facebook, Felix Siauw berpesan apapun yang terjadi dakwah tidak boleh terhenti.
Klarifikasi Terkait Pembubaran Pengajian
Walaupun akhirnya, ungkap Felix, didapati beberapa waktu setelah itu terdapat bukti percakapan yang mempengaruhi rektor untuk membatalkan acara tersebut di kampus. Padahal, jelas dia, acara pengajian tersebut terkait kajian panduan remaja dan anak muda muslim agar tidak menghabiskan waktu untuk maksiat dan hal yang sia-sia.
“Kita bingung ada apa, kenapa kajian-kajian tentang pra nikah, tentnag cinta dan pergaulan anak muda ternyata mendapatkan tentangan dari pihak rektor,” terangnya.
Ustadz Felix mengungkapkan setelah ditolak pihak rektor panitia lantas memindahkan acara tersebut ke salah satu hotel di Malang. Setelah acara akan dimulai di salah satu hotel, pihak hotel membatalkan acara dengan alasan tidak mendapatkan izin dari aparat kepolisian.
“Kita juga bingung bagaimana mengatur perizinan sedangkan acara itu baru diganti waktunya jam 8 malam. Dan kebetulan di situ juga sudah banyak polisi, ada sekitar 20 personil yang ada di situ,” ungkapnya.
Akhirnya Ustadz Felix menerima kalau mau dibubarkan, karena aparat juga sudah banyak mendatangi tempat acara. Dan panitia memintanya hanya untuk memimpin doa, namun polisi yang diketahui sebagai Kasat Intel Polres Malang mengatakan tidak perlu langsung bubar saja.
Setelah bubar, Ustadz Felix lantas menanyakan perihal pembubaran tersebut kepada polisi padahal acaranya pengkajian Islam soal anak muda untuk melawan degradasi moral saat ini. Aparat menegaskan penjelasan akan disampaikan di Polres, dan bersama panitia akhirnya ikut ke Polres.
“Alhamdulillah saya pun menemani teman-teman panitia ke Polres dan setelah kita tanyakan, ternyata jawabannya adalah polisi mendapatkan tekanan dari ormas-ormas tertentu. Ormas ini akhir-akhir ini terkenal sebagai ormas yang membubarkan pengajian dan ormas-ormas yang berpihak pada kasus penistaan agama kemarin,” jelasnya.
Ia pun menanyakan kenapa pihak yang menuduh dan aparat tidak melakukan tabayyun (larifikasi -red) terlebih dahulu, kalau ada kesalahpahaman tentu bisa disampaikan ke panitia. Lalu jawabannya tetap tidak bisa dan kembali lagi persoalan perizinan.[fm]
Sumber: Eramuslim