Teknik Pemasaran Persenjataan Dibalik Ancaman Rudal Nuklir Korea Utara
10Berita – Konflik atau ketegangan yang berujung saling unjuk kekuatan persenjataan perang, bisa jadi sebuah teknik pemasaran apabila ketegangan serta semua konflik itu dilakukan ternyata hanya ‘gimmick’ yang terasa satir
Ujung ujungnya saling pamer persenjataan mutakhir, persoalan selanjutnya ketegangan tersebut telah menyeret perasaan serta ketakutan warga kedua negara yang berkonflik
Yang terbaru, salah satu contoh teknik pemasaran Alutsista mutakhir dengan memanfaatkan ketegangan dua negara adalah pada ketegangan atas ancaman serangan rudal nuklir dari Korea Utara
Militer Amerika Serikat atau AS mengumumkan sistem pertahanan anti-rudal canggih miliknya atau THAAD yang dipasang di Korea Selatan sudah mulai beroperasi. THAAD ditempatkan di Korsel untuk mencegah ancaman nuklir Korea Utara.
Seorang pejabat dari militer Amerika Serikat mengatakan sistem THAAD sudah beroperasi, meskipun belum beroperasi secara maksimal. Saat ini, sistem pertahanan udara itu sudah mampu untuk mencegat rudal-rudal yang ditembakan dari Korut.
Apa itu THAAD? Sistem THAAD dirancang untuk mencegat dan menghancurkan rudal balistik jarak pendek dan menengah selama fase akhir penerbangan mereka.

Dari penggunaan THAAD tesebut, ternyata Korea Selatan tidak mendapatkan gratis, Presiden Donald Trump berharap Korea Selatan membayar USD1 miliar atau sekitar Rp13,3 triliun.
Harga itu diungkap Trump dalam wawancaranya dengan Reuters. ”Saya memberi tahu Korea Selatan akan sesuai jika mereka membayarnya. Ini adalah sistem bernilai miliaran dolar,” kata Trump kepada Reuters. ”Ini fenomenal, menembakkan rudal langsung dari langit.”
Namun, pejabat militer Korea Selatan menjelaskan bahwa membayar sistem rudal THAAD bukanlah bagian dari kesepakatan bilateral yang terjadi tahun lalu.
Penempatan sistem rudal THAAD tersebut sejatinya hasil kesepakatan pemerintah Presiden Barack Obama dengan pemerintah Presiden Park Geun-hye tahun 2016. Kedua pemimpin itu sudah lengser, di mana Obama digantikan Donald Trump dengan Park dimakzulkan terkait skandal kasus korupsi.
”Korea Selatan akan menyediakan lahan dan infrastruktur dan AS akan bertanggung jawab atas biaya pembelian, operasi dan pemeliharaan untuk sistem pertahanan sesuai dalam perjanjian Status of Forces Agreement (SOFA),” kata seorang pejabat di Kementerian Pertahanan Korea Selatan, yang berbicara dalam kondisi anonim kepada surat kabar Donga, yang dikutip Sabtu (29/4/2017).
Kim Ki-jung, penasihat calon presiden unggulan Korea Selatan Moon Jae-in, sebelumnya juga mengatakan bahwa mustahil bagi negaranya untuk membayar sistem rudal canggih AS itu.
”Bahkan jika kita membeli THAAD, operasi utamanya akan berada di tangan AS,” kata Kim.
”Jadi membeli itu akan menjadi pilihan yang tidak mungkin. Itu topik kami saat kami mempertimbangkan pilihan,” lanjut Kim yang juga profesor di Universitas Yonsei di Seoul.
Perangkat sistem tameng rudal itu telah dipasang di lapangan golf di Seongju, Provinsi Gyeongsang Utara, Korea Selatan, sejak hari Selasa.
Namun, penempatan senjata canggih AS itu memicu protes warga yang berujung bentrok dengabn polisi. Warga setempat merasa terancam dengan penempatan sistem rudal THAAD. Tapi, militer AS memastikan sistem itu akan beroprasi dalam beberapa hari lagi.
Sumber: Lingkarannews