OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 15 Juli 2017

Erdogan Kepada Para Pemimpin Barat: Pilih Hormati Turki atau Bersama Teroris

Erdogan Kepada Para Pemimpin Barat: Pilih Hormati Turki atau Bersama Teroris


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (arabi21.com)

10Berita- Ankara. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan, “Para pemimpin Negara-negara Barat harus memilih antara mengembalikan kehormatan rakyat Turki atau tetap berdiri bersama teroris.”

Pernyataan itu dituangkan dalam sebuah artikel yang dimuat oleh Surat Kabar “Guardian” Inggris, Sabtu (15/07/2017). Artikel yang ditulis oleh Presiden Turki itu dalam rangka memperingati satu tahun upaya kudeta gagal yang terjadi di negaranya.

Dalam tulisannya itu, Presiden Erdogan menegaskan, “Tidak ada pembenaran atas pengkhianatan terhadap persahabatan Turki dengan cara yang tidak layak menurut nilai-nilai dasar hubungan bilateral dengan negara-negara Barat.”

Presiden Erdogan melanjutkan, rakyat Turki dengan segala upayanya membela demokrasi dari ancaman kudeta. Upaya kudeta itu, tambahnya, telah mengancam konstitusi negara, menembaki warga sipil dan membom gedung parlemen.

Ia mengatakan, rakyatnya telah mencegah kelompok bersenjata yang akan merusak demokrasi, kebebasan dan mengembalikan kehidupan kudeta. Hal itu, lanjutnya, mengakibatkan sekitar 250 warga menemui syahid dan 2193 lainnya luka-luka.

Selain itu, Presiden Erdogan juga menegaskan pentingnya menyeret pimpinan Jamaah Fethullah Gulen dan para pendukungnya ke meja pengadilan. Hal itu akan menguntungkan baik bagi Turki, demokrasi maupun seluruh dunia, tambahnya lagi.

Presiden menjelaskan, partainya (AKP) sejak pertama memegang kekuasaan telah melakukan berbagai perbaikan dan penguatan para pejabat terpilih untuk menghadapi kelompok-kelompok yang ingin menrongrong kedaulatan negara.

“(Kegagalan kudeta) sebuah titik balik dalam sejarah demokrasi,” katanya. Ia juga menegaskan, kenyataan itu akan menjadi sumber inspirasi bagi seluruh rakyat yang mendambakan kebebasan di dunia.

Namun ia mengatakan, “Kecuali para sekutu Turki, terutama para sahabat dari negara-negara Barat. Mereka gagal dalam menghormati peristiwa ini (kegagalan kudeta, red.). Aku perhatikan, beberapa pemerintahan dan lembaga di Barat lebih suka menjalankan strategi ‘wait and see’, daripada menunjukkan solidaritasnya untuk rakyat kami yang melawan kudeta.”

“Orang-orang di pemerintahan dan lembaga itu melakukan kemunafikan dan standar ganda. Ini memicu kekhawatiran di antara rakyat yang mengorbankan segalanya demi kebebasan,” tambahnya.

Terkait pemberantasan unsur-unsur Jamaah Fethulah Gulen, Presiden Erdogan menyebut itu akan menempatkan sinyal pertanyaan menyangkut dukungan Barat terhadap demokrasi dan keamanan Turki.

Lebih lanjut, Presiden Turki itu juga menyinggung para pimpinan teroris (Jamaah Fethullah Gulen) yang mendapatkan akses untuk kembali ke beberapa negara Barat. Ia juga menekankan, para pemimpin negara Barat harus memilih antara kembali menghormati rakyat Turki atau terus mendukung kelompok teroris.

Sebagaimana diketahui, pada pertengahan tahun lalu (15/07/2016), terjadi upaya kudeta di Ankara dan Istanbul. Upaya kudeta yang mengalami kegagalan itu dilakukan oleh sekelompok pasukan militer yang berorientasi ke Jamaah Fethullah Gulen yang diketahui telah lama mengendalikan beberapa lembaga negara, militer dan media di Turki. (whc/dakwatuna)

Sumber: Anadolu Ajansı, Dakwatuna