Maafkanlah, Niscaya Allah Memaafkanmu
Oleh:
Muizz Abu Turob* حفظه الله
(Jatiranggon, 29 Juni 2017)
Sesungguhnya masing-masing orang memiliki kesalahan, baik disadari atau tidak.
Dan di antara konsekuensi kita bersaudara, bersahabat, dan bergaul yaitu mendapati kesalahan-kesalahan dari orang yang kita berinteraksi sosial dengannya.
Dan sikap terbaik kita adalah memaafkan.
Allah Ta'ala menyebutkan akhlak Nabiyullah Yusuf 'alaihis salam,
قَالَ لَا تَثْرِيبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ ۖ يَغْفِرُ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
"Dia (Yusuf) berkata: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayang."
(QS. Yusuf 92)
Yusuf 'alaihis salam meskipun dahulu pernah dicelakakan oleh saudara-saudaranya, namun tatkala Allah telah muliakan ia di atas saudara saudaranya, ia begitu mudah memaafkan mereka seraya berkata,
"Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu."
Bahkan lebih dari itu, ia bukan hanya memaafkan, ia justru mendoakan ampunan untuk mereka.
"Mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu)."
Ini lah akhlak pribadi yang memiliki jiwa bersih.
Suatu ketika Abdullah bin Mas'ud berada di pasar hendak membeli makanan. Lalu ia mencari-cari dirham yang ada di sorbannya, ternyata sudah dicuri.
Ibnu Mas'ud, "Tadi masih ada sama saya."
Orang-orangpun mendoakan keburukan bagi pencurinya,
"Semoga Allah potong tangan pencurinya."
Sedangkan Ibnu Mas'ud berdoa,
"Ya Allah, jika ia mengambil karena butuh, maka berkahilah untuknya. Namun jika ia mencuri karena menantang dosa, maka jadikanlah itu sebagai akhir dosanya."
(Mausu'ah an Nadhrah an Na'im, 7/2908)
Ibnu Rajab menyebutkan dalam kitab ath-Thabaqat:
Bahwasanya al-Wazir Ibnu Hubairah al-Hanbali, dia adalah seorang alim dan ahli ibadah, sekaligus menjabat sebagai menteri.
Suatu ketika ada seseorang menemuinya, lalu Ibnu Hubairah memberinya harta yang banyak serta mengusap kepalanya.
Orang-orang pun bertanya kepadanya,
"Mengapa engkau mengusap kepalanya?"
Ia menjawab, "Aku telah memaafkannya."
Mereka bertanya, "Bagaimana engkau memaafkannya?"
Ia Menjawab, "Tatkala ia menemuiku, ia mengenalku sedang aku tidak mengenalinya.
Saat kami masih remaja ia menempeleng kepalaku hingga hilang sebelah mataku, aku pun tak bisa melihat dengannya sejak 40 tahun yang lalu.
Maka tatkala ia menemuiku, aku memaafkannya, semoga Allah memaafkan aku pada hari Dia kumpulkan seluruh umat awal dan akhir."
Semoga apa yang kami tulis dapat menjadi bahan renungan bersama.
Sumber: Konten Islam