OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 29 Juli 2017

Muhammad Arifin Badri : Apa Semua Mahasiswa UIM, LIPIA, dan Kampus serupa lainnya “Salafy?”

Muhammad Arifin Badri : Apa Semua Mahasiswa UIM, LIPIA, dan Kampus serupa lainnya “Salafy?”



Betapa se diring orang terkejut ketika mendengar atau mengetahui bahwa tidak semua yang kuliah di UNIVERSITAS ISLAM MADINAH, atau LIPIA Jakarta berpaham dan beramal sesuai manhaj salaf.

Bahkan lebih jauh dari itu, dosennya juga beragam.

Kalau larangan tentang duduk atau berada dalam satu forum dengan ahlul bid’ah dia pahami terlarang atau tercela secara mutlak maka kesimpulannya jangan ada yang belajar di sana. Barang kali lebih ekstrim hanya boleh belajar di sekolah kelompoknya saja.

Paham ekstrim yang berujung pada paham.
seperti ini sudah pernah terjadi di negri kita. Ada segelintir orang yang kala itu berfatwa tidak boleh belajar kecuali di Yaman di tempat gurunya, dan selain di pondok yang ia dirikan.

Namun alhamdulillah paham ekstrim itu tidak bertahan lama, karena kini oknum oknumnya telah membolehkan lagi kuliah di UIM dan lainnya.

Kini terbukti bahwa paham semisal ini ternyata belum padam, mulai diajarkan dan disuarakan kembali, walaupun dalam bentuk yang sedikit berbeda.

Saudaraku, pahamilah bahwa larangan duduk dan bersandingan dengan ahlul bid’ah berlaku bila ada kekawatiran anda terpengaruh dengan kesesatannya, serupa dengan larangan duduk dengan peminum khamer dan maksiat lainnya.

Namun bila anda memiliki kemampuan untuk memberi warna, menasehati, atau mengingkari dan mendakwahi, maka tentu tidak terlarang, bahkan dianjurkan untuk mendakwahi mereka, agar mereka sadar.

Dan perlu dipahami pula bahwa anda tidak mampu bukan berarti semua orang juga tidak mampu. Anda gagal paham, bukan berarti semua orang juga demikian.

Sepatutnya dalam dakwah, ilmu agama anda juga tahu diri, tidak berperilaku bagaikan pendekar baru turun gunung, seakan hanya anda yang paling jagoan. Ingat pepatah nenek moyang anda bahwa di atas langit ada langit.

Eh, omong omong, masih pada naik bis umum, kereta, pesawat atau kapal to? Penumpangnya campur aduk, kalau anda naik pesawat lalu tergoda wanita sundel atau tergoda sampai melotot melihat pramugarinya yang kinyis kinyis, ya tentu haram. Tapi kalau anda bisa jaga diri, menundukkan pandangan dan memang ada kebutuhan naik pesawat ya silahkan.

Semoga, menjadi pelajaran bagi kita semua, status ini bersifat umum, untuk menjelaskan hukum bukan untuk membantah atau memojokkan, jadi woles saja lagi.

Sumber : Fanspage Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, MA