Qatar Cukup Kaya Untuk Hadapi Ancaman Blokade
10Berita –Menteri Keuangan Qatar Ali Sharif al-Emadi mengatakan bahwa negaranya cukup kaya untuk menghadapi ancaman blokade dari Saudi, Mesir dan Uni Emirat Arab.
Menteri keuangan Qatar telah mengatakan bahwa fundamental ekonomi negaranya berada pada posisi yang lebih baik daripada negara pesaingnya dan bahwa Doha cukup kaya untuk menghadapi ancaman blokade tersebut.
“Kami memiliki dana kekayaan negara sebesar 250 persen dari produk domestik bruto, kami memiliki cadangan Qatar Central Bank, dan cadangan strategis menteri keuangan,” katanya kepada media tadi malam.
Berbicara kepada surat kabar The Times, Ali Sharif al-Emadi mengatakan bahwa cadangan keuangan negara yang besar itu dibangun berdasarkan penjualan gas alam selama beberapa dekade.
Meskipun lembaga pemeringkat kredit telah menurunkan penilaian Qatar mengenai prospek keuangannya, Ali Sharif mengatakan bahwa negara tersebut cukup kaya untuk mempertahankannya meski mendapat sanksi.
Dia bahkan membandingkan negaranya dengan status Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir.
“Bahrain dan Mesir berada pada tingkat ikatan sampah,” katanya.
“Jika Anda melihat Arab Saudi, mereka memiliki masalah dengan keuangan mereka. Kami adalah negara dengan pertumbuhan tercepat di kawasan ini, 40 persen lebih cepat dari negara anggota Gulf Co-operation Council terdekat (UEA).”
Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar sebulan yang lalu, menuduhnya mendanai “terorisme” dan menyebarkan kerusuhan.
Qatar telah menolak tuduhan itu dan menolak untuk mematuhi keseluruhan daftar tuntutan untuk pencabutan sanksi.
Pada hari Senin lalu, Qatar menyampaikan tanggapannya terhadap daftar 13 tuntutan dari Arab Saudi dan tiga negara Arab lainnya yang memutuskan hubungan dengannya dan memberlakukan embargo darat, udara dan laut di tengah krisis diplomatik besar.
Menteri Luar Negeri Qatari Sheikh Muhammad bin Abdurrahman Al Thani mengatakan bahwa negara tersebut akan melakukan “apapun yang diperlukan untuk melindungi rakyat kita. Dia menuduh negara-negara Teluk berusaha merongrong kedaulatan negaranya.
Negara-negara itu juga memerintahkan warga Qatar untuk meninggalkan wilayah mereka dan mengambil berbagai langkah terhadap perusahaan dan lembaga keuangan Qatar.
13 butir daftar tuntutan terhadap Qatar dikeluarkan pada 22 Juni, termasuk penutupan Al Jazeera, sebagai prasyarat untuk mencabut sanksi. Termasuk penutupan perbatasan darat Qatar dan penangguhan semua penerbangan ke dan dari negara tersebut.
Arab Saudi dan sekutunya sekarang meninjau tuntutan tersebut, yang dikirim melalui mediator Kuwait. Tuntutan itu tidak berlaku lagi, karena pemerintah Qatar telah menolak semua upaya diplomatik untuk menyelesaikan krisis, kata pernyataan tersebut menambahkan.
Redaktur: Salem
Sumber: Aljazeera,Kiblat