Story of Afi Nihaya Faradisa: Berkah dan Bencana di Balik Popularitas (Bag.3)
10Berita– Pada pertengahan Ramadhan 2017, Kiblat.net berkesempatan bertemu langsung dengan Asa Firda Inayah. Ia adalah gadis Banyuwangi, pemilik akun Afi Nihaya Fardisa yang tulisan-tulisan menjadi viral di media sosial. Kedua orang tuanya menuturkan bagaimana keseharian remaja berusia 18 tahun itu.
Cuaca begitu cerah saat Kiblat.net bertandang Banyuwangi, pada Jumat (09/06). Sepeda motor yang membawa kami berhenti di ujung gang yang berada di sebelah utara Masjid Al Hidayah, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran. Tepat di halaman depan sebuah rumah bercat putih, kami bertemu dengan seorang pria berkacamata. Pemilik nama Imam Wahyudi itu tak lain adalah ayah kandung Asa.
Kami pun segera dipersilakan masuk ke dalam rumah. Anak tangga di depan rumah langsung bertemu dengan bibir pintu utama. Jendela kaca berukuran besar yang tertambat di depan, membuat cahaya matahari masuk ke dalam rumah dengan leluasa.
Setelah menunggu sebentar, kami pun segera ditemui gadis remaja yang beberapa bulan belakangan jadi bahan pemberitaan di media. Saat ditemui, Asa Firda Inayah mengaku tengah sibuk bersiap untuk menghadiri sebuah acara di Surabaya. Namun, Kiblat.net beruntung datang lebih awal, sehingga dapat berbincang dengannya.
Setelah tulisan-tulisannya viral di sosial media, Asa mengaku aktivitas kesehariannya semakin padat. Remaja yang baru saja menyelesaikan ujian akhir di SMA Negeri 1 Gambiran itu harus mengikuti serangkaian kegiatan di ibukota, termasuk berjumpa dengan Presiden Joko Widodo seusai upacara hari kelahiran Pancasila pada 1 Juni 2017.
Pemilik akun Afi Nihaya Faradisa itu tak banyak bercerita tentang keluarganya. Dia hanya mengatakan orang tua mendampinginya saat harus pergi beberapa hari dari Banyuwangi, termasuk ke ibukota Jakarta. “Selama ini ayah yang selalu menemani,” kata Asa.
Sementara itu, kepada Kiblat.net, ayah Asa, Imam Wahyudi mengaku bangga anak perempuannya itu bisa dikenal publik dan berjumpa dengan orang-orang penting. Imam menyebut Asa adalah anak yang sangat mandiri dan memiliki kepercayaan diri tinggi.
Karena alasan itulah, meski mengaku selalu cemas dengan AS, ia akhirnya harus rela melepaskan kepergian Asa untuk mendatangi undangan di ibukota tanpa ada pendamping dari keluarga.
“Cemas sih sangat cemas saya, tapi gimana ya si anaknya itu juga inginnya tidak mau diarahkan orang tuanya. Dia inginnya melakukan seperti apa yang dia inginkan. Tidak maulah istilahnya dikomentari atau diarahkan sama orang tuanya,” terang Imam.
Imam Wahyudi mengaku sempat didatangkan ke Jakarta oleh KompasTV untuk menemani Asa di sebuah acara siaran langsung sebelum upacara hari kelahiran Pancasila. Saat itu, pihak KompasTV sengaja mendatangkan Imam tanpa sepengetahuan anaknya. Asa pun terlihat menangis saat melihat kedatangan ayahnya di acara itu.
Imam Wahyudi, saat didatangkan tanpa sepengetahuan Asa Firda Inayah ke Jakarta. Namun setelah bertemu, Asa langsung menyuruh ayahnya kembali ke Banyuwangi, sementara Asa tetap tinggal di Jakarta.
Selepas upacara, Imam mengaku segera kembali pulang ke Banyuwangi. Sementara Asa masih harus melanjutkan kegiatannya. Orang tuanya tak tahu secara pasti siapa orang-orang yang menemani gadis muda itu selama di Jakarta.
Kecemasan yang sama juga menghinggapi ibunda Asa, Sumartin, ketika anaknya bepergian tanpa didampingi pihak keluarga. Tetapi, menurutnya, Asa memang tidak suka ditemani orang tuanya saat bepergian menghadiri undangan yang ditujukan kepadanya.
“Afi tidak suka ditemani kalau kemana-mana. Kalau ke luar daerah bilangnya ‘dewe wae pak’(sendiri saja pak, red),” ujar Sumartin.
Sumartin saat ini tengah menderita penyakit glaukoma. Sakit itu telah merenggut penglihatannya sejak dua tahun terakhir. Kondisi itu cukup mengganggu ibunda Asa dalam menjalani aktivitasnya.
Sumber: Kiblat.net