OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 10 Juli 2017

Story of Afi Nihaya Faradisa: Terkenal di Media, Terkucil di Sekolah (Bag.1)

Story of Afi Nihaya Faradisa: Terkenal di Media, Terkucil di Sekolah (Bag.1)

10Berita– Sejak Maret hingga awal Juni 2017, jagat media dan dunia maya dihebohkan oleh seorang gadis bernama Afi Nihaya Faradisa. Nama anagram sebuah akun di Facebook itu menyita perhatian setelah tulisan-tulisannya mengundang pro-kontra di tengah masyarakat, terutama di kalangan warganet. Postingannya berjudul “Belas Kasih dalam Agama Kita” dan “Warisan” menjadi viral, sehingga membawa pemilik akun tersebut ke Istana Negara dan bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Adalah Asa Firda Inayah, sosok di balik akun Afi Nihaya Faradisa. Remaja putri asal Banyuwangi kelahiran 23 Juli 1998 itu baru saja menyelesaikan pendidikannya di SMA Negeri 1 Gambiran, Banyuwangi, tahun ini. Tak sedikit orang yang terkagum-kagum dan memuji Asa. Sebab, tulisannya dianggap mewakili keragaman di Indonesia. Namun, tak sedikit juga pihak yang mengecam dan melayangkan kritik tajam.

Meski beberapa kali tampil di layar kaca dan kerap diundang untuk berbicara di berbagai forum, tak banyak yang tahu sosok Asa secara dekat. Kiblat.net melakukan liputan khusus ke Banyuwangi, untuk mengetahui lebih dekat siapa sosok di balik akun Afi Nihaya Faradisa dari orang-orang di sekitarnya.

Sosok Pendiam

Tak disangka, status-status panjang di akun Afi Nihaya Faradisa selama ini muncul dari sosok yang pendiam. Semua orang yang mengenal Asa Firda Inayah menyebut remaja putri itu sedikit bergaul dan tak banyak teman. Seperti diungkapkan Lipur, seorang guru di SMA Negeri 1 Gambiran. Tempat di mana Asa menuntut ilmu.

“Kebetulan saya tiga tahun mengajar terus Asa, saya paham sekali anak ini,” ujarnya kepada Kiblat.net, pada Jumat (09/06/2017).

Guru mata pelajaran Kewirausahaan itu mengungkapkan bahwa Asa tergolong anak yang pintar. Tercatat dia tak pernah keluar dari peringkat sepuluh besar selama tiga tahun masa SMA. Kendati demikian, Asa dinilainya sebagai anak yang kesepian dan tak memiliki banyak teman.

“Teman-temannya menjauhi memang dan ketika saya tanya teman-temannya, ada alasan yang beragam,” imbuh Lipur.

Tak dijelaskan secara rinci apa alasan yang membuat Asa dijauhi teman-temannya. Lipur pun mengaku telah menasihati anak didiknya, namun tak ada perubahan yang berarti dalam interaksi Asa dengan teman-temannya. Akhirnya, kemudian Lipur berupaya mengkondisikan kelasnya, terutmaa ketika dia menjadi wali kelas Asa di kelas X.

Di SMA Negeri 1 Gambiran, Asa juga tercatat bergabung dalam kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Meski terdaftar sebagai pengurus OSIS, lagi-lagi Afi tak mampu melebur bersama teman-temannya.

“Di sekolah Asa itu kan sosok yang pendiam, sosok yang tidak punya teman. Asa itu menyendiri,” kata Wakasek Kesiswaan SMA Negeri 1 Gambiran, Slamet Riyadi.

Terkait kondisinya itu, Asa pun pernah mendapatkan bantuan bimbingan konseling (BK) dari pihak sekolah. Setidaknya ada dua hal yang menyebabkan Asa berurusan dengan guru BK. “Yang bersangkutan tidak nyaman di kelas karena merasa terkucilkan, dan terkait dengan penyelesaian tugas pada beberapa mata pelajaran,” kata Budi, seorang guru BK yang juga mengajar Asa sejak kelas X hingga kelas XII.

Meski begitu, salah seorang sahabat karib Asa, menjelaskan bahwa sifat Asa yang pendiam dan dijauhi oleh teman-temannya itu sebenarnya baru terjadi belakangan saja. Bukan dari saat pertama kali dia masuk ke SMA N 1 Gambiran. Seperti diungkapkan Priscalita Damayanti, teman sekelas Asa, mulanya dia bukan anak yang penyendiri. Awalnya, Asa berinteraksi secara normal dengan teman-temannya yang lain.

“Dulu itu sebenarnya dia (Asa, red) sama dengan yang lain, dia punya banyak teman. Kalau yang lain ngumpul dia juga ikut ngumpul,” kata Prisca.

Sebagai teman sekelas, Prisca tahu betul sosok remaja yang belum lama ini diundang ke Istana Negara untuk mengikuti upacara hari kelahiran Pancasila 1 Juni lalu itu. Letak tempat duduk Prisca tepat berada di belakang bangku Asa. Hal itu membuat Prisca sering menjadi teman bicara bagi Asa. Termasuk, ketika Asa berbagi cerita tentang sosok lawan jenis yang memikat hatinya.

Sumber: Kiblat.


Related Posts: