OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 17 Juli 2017

Suka Tak Suka dan Kata Kerja dalam Ikhlas

Suka Tak Suka dan Kata Kerja dalam Ikhlas


APAKAH orang yang ikhlas selalu mencintai apa yang dikerjakannya?

Ya, jika ‘mencintai’ dimaknai sebagai proses, karena awalawal tak selalu begitu. Mula-mula seringkali tak mudah untuk cinta pada apa yang kita lakukan meski kita tahu bahwa itu adalah kebaikan. Tapi sekali lagi ini harus dimaknai sebagai proses. Di sinilahseorang yang ikhlas’mencintai apa yang dicintainya’.

Atau bahkan bisa terjadi para mukmin sejati selama hidupnya berada dalam sebuah keterpaksaan suci; keterpaksaan dalam arti yang positif. Mereka mengikhlaskannya. Mereka berjuang untuk ikhlas semata-mata karena apa yang mereka lakukan itu diperintahkan oleh Dzat yang paling mereka cintai; Allah ‘Azza wa Jalla. Apakah sikap mukmin sejati terhadap perang misalnya? Benci. Itu jelas. Itu pasti. Tapi jika Allah yang memerintahkan, suka tak suka, cinta tak cinta, dan benci tak benci, akan menjadi hal yang terbelakangi. Allah . kesadaran akan itu merebak dalam jiwa; bukan soal cinta dan benci pada apa yang dilakukan. Tapi siapa yang telah memerintahkan.

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah suatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. A-Baqarah:216)

Para shahabat Rasulullah SAW, yakin orang-orang yang dipanggil ‘kamu’ dalam ayat ini adalah kumpulan manusia paling ikhlas yang hidup di zaman paling ikhlas. Tetapi ikhlas yang mereka upayakan takkan menihilkan rasa benci pada perang. Benci, mau tak mau harus diakui. Ikhlas itu tetap tak menafikan rasa muak pada darah yang tertumpah dan luka yang lama sembuhnya. Allah memahami hal ini. Allah Maha Mengerti. Maka tak Ia jadikan cinta dan benci sebagai ukuran ikhlasnnya perbuatan. “Berbuatlah!”, begitu pesannya. Selebihnya, hikmah-hikmah yang terungkap selama berbuat itu akan menguatkan keikhlasan. []

Sumber: Jalan Cinta Para Pejuang/Salim A. Fillah/Pro-u Media


Related Posts:

  • Mengenal Ibnu Bajjah Sang Sarjana Muslim Multitalenta Mengenal Ibnu Bajjah Sang Sarjana Muslim Multitalenta 10Berita , JAKARTA -- ''Avempace''. Begitulah ilmuwan Barat biasa menyebut Ibnu Bajjah, ilmuwan Muslim terkemuka di era kejayaan Islam Spanyol. Ziaduddin Sardar dalam buk… Read More
  • Muslimah Nikah Agama tak Diakui Hukum InggrisMuslimah Nikah Agama tak Diakui Hukum Inggris 10Berita , LONDON -- Hampir semua wanita Muslim di Inggris yang sudah menikah, telah melakukan upacara pernikahan secara tradisional Muslim atau disebut pernikahan agama. Namun, … Read More
  • Tiga Masjid Bersejarah di Negeri Sakura Tiga Masjid Bersejarah di Negeri Sakura 10Berita ,  JAKARTA -- Islam adalah salah satu agama minoritas di Jepang. Populasi Muslim Jepang sekitar 70 ribu. Kedatangan Islam di Jepang cukup baru jika dibandingkan nega… Read More
  • Hukum Menyusui Anak di Usia Lebih dari 2 TahunHukum Menyusui Anak di Usia Lebih dari 2 Tahun Hukum Menyusui Anak di Usia Lebih dari 2 Tahun Masa menyusui adalah masa yang terpenting untung pertumbuhan bayi. Dalam al-Quran disebutkan bahwa masa menyusui adalah dua tahun.… Read More
  • Islam Senantiasa Bercokol Kuat Islam Senantiasa Bercokol Kuat 10Berita -  JAKARTA -- Oleh Hasanul Rizqa Pengamat budaya, Aleksey Malashenko, menulis, Di masa kekuasaan Uni Soviet, sikap abai terhadap agama ditanamkan begitu dalam ke kesadaran ko… Read More