OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 23 Juli 2017

Warisan Islam di Malta

Warisan Islam di Malta

10Berita, JAKARTA --  Republik Malta, negara yang terletak di Eropa Selatan ini, menjadi rumah nyaman bagi 3.000 umat Islam, berdasarkan sensus 2003. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.250 jiwa merupakan warga asing, 600 warga natura lisasi, dan 150 orang adalah penduduk asli Malta.

Salah satu penduduk asli Malta yang memeluk Islam adalah Mario Farrugia Borg, staf sekretariat pribadi Perdana Menteri Joseph Muscat. Dia merupakan pejabat publik Malta pertama yang mengambil sumpah dengan Alquran saat mengundurkan diri dari Dewan Kota Qormi pada 1998. Populasi Muslim semakin tahun, semakin bertambah. Pada 2010, terdapat kurang lebih 6.000 Muslim. Sebagian besar Muslim di Malta adalah penganut Suni.

Perpaduan budaya antara Islam dan Malta mewariskan budaya khas. Warisan Islam yang terkuat di Malta adalah bahasa Malta. Sebagian besar nama tempat menggunakan bahasa Arab. Demikian halnya dengan nama keluarga. Kebanyakan menggunakan bahasa arab, seperti Borg, Cassar, Chetcuti, Farrugia, Micallef, Mifsud, dan Zammit.

Peninggalan lainnya adalah terkait masalah pertanian. Muslim memperkenalkan teknik irigasi yang inovatif dan terampil. Sistem irigasi ini seperti roda air yang dikenal sebagai noria atau sienja. Dengan adanya sistem irigasi, Malta menjadi lebih subur. Muslim Malta juga mengenalkan kue kering, rempah-rempah, dan tanaman baru; seperti jeruk, buah ara, almond dan budidaya tanaman kapas.

Semuanya itu menjadi andalan ekonomi Malta selama beberapa abad hingga penguasaan St John. Pemandangan lanskap terasering juga merupakan metode kuno yang diperkenalkan bangsa Arab. Namun, prestasi membanggakan tersebut baru mencuat pada pertengahan abad ke-20. Padahal, Islam turut menjadi bagian historis negara ini, terutama dalam bahasa dan pertaniannya.

Sumber: Republika