OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 05 Agustus 2017

Empat Imbauan Medis untuk Jamaah Selama di Makkah

Empat Imbauan Medis untuk Jamaah Selama di Makkah

10Berita, MAKKAH—Jamaah haji Indonesia yang berada di Madinah akan berangsur memasuki Makkah. Mulai hari ini, Sabtu (5/8) jamaah yang tergabung dalam Kloter I Embarkasi Medan (MES) I akan diberangkatkan menuju Makkah pukul  17.00 dan dijadwalkan tiba dini hari, Ahad (6/8). 

Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr Yanuar Fajar, memberikan beberapa kiat penting yang harus diperhatikan dan dilaksanakan para jamaah haji selama di Makkah. Terutama menghadapi cuaca ekstrem di tanah suci ini yang rata-rata mencapai 44-49 derajat di siang hari. 

Dia menyebutkan yang pertama, jangan sampai lupa memakai alat pelindung panas dan pelindung kaki karena cuaca ekstrem, hati-hati bisa melepuh terutama penderita diabetes bisa terasa kaki melepuh. 

Berdasarkan laporan dari Madinah, kata dia, ditemukan kasus kaki melepuh akibat jamaah tidak memakai sandal. Biasanya mereka ke masjid pada malam hari dan keluar saat matahari mulai panas. 

Akibatnya kakinya melepuh. Ini rawan apalagi buat jamaah yang mempunya penyakit gula. Biasanya tidak terasa tersengat panas, namun akan berasa setelah sampai di pemondokan. 

“Ini penting karena ada jamaah yang biasa suka tidak pakai sandal,” kata dia di Kantor Daker Makkah, Sabtu (5/8) seperti dilaporkan wartawan Republika.co.id Nashih Nashrullah, dari Makkah, Arab Saudi. 

Kiat selanjutnya kata dia, hendaknya jamaah meminum air yang banyak. Minimal 200 mililiter tiap jam sekali dan tidak perlu takut buang air kecil. “Jangan takut minum jangan takut buang air,” kata dia. Sedangkan untuk asupan tenaga, dia meminta jamaah Indonesia memakan konsumsi yang telah disediakan sesuai waktunya.

Jangan samakan dengan di Indonesia, ungkap dia, karena makanan yang disajikan di tanah suci, memiliki batas kadaluarsa. Untuk makan pagi maksimal layak dimakan hingga pukul 10.00 waktu Saudi sedangkan untuk malam hari layak dikonsumsi hingga maksimal pukul 22.00 WAS. 

Dia juga meminta jamaah Indonesia beristirahat yang cukup dan tidak terlalu memforsir beribadah sunat apalagi melakukan aktivitas luar ruangan selain beribadah. “Jika aktivitas  di luar dikhawatirkan akan menguras energy karena puncak musim haji masih panjang kurang lebih sebulan lagi,” papar dia.            

Sumber: Republika