Inilah Hikmah di Balik Kesedihan yang Menimpa Orang Beriman (Bagian 3)
Ilustrasi sedih (allmacwallpaper)
3. Kesedihan menjadi perantara dan jalan untuk masuk surga
Sungguh, kesedihan dan hal-hal yang tidak disukai yang menimpa seseorang adalah salah satu jalan menuju surga apabila dia menerimanya dengan sabar dan mengharap pahala dari Allah Ta’ala.
Memang, surga itu tidak bisa diperoleh kecuali dengan bersusah-payah dan hal-hal yang tidak disukai.
Dalam hal ini, Allah Azza wa Jalla berfirman,
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amatlah dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214)
Ibnu Katsir Rahimahullah berkata, Allah Ta’ala berfirman, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga”maksudnya sebelum kamu diberi cobaan, diuji, dan diberi bencana seperti halnya yang dialami umat-umat sebelum kamu?
Oleh karena itu, selanjutnya Allah Ta’ala berfirman,
“Padahal, belum datang kepadamu (cobaan) seperti halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan”, yaitu berbagai macam penyakit, penderitaan, kepedihan, musibah, dan berbagai macam kesengsaraan lainnya.
Firman Allah Ta’ala, “serta digoncangkan” dengan goncangan hebat, yakni mendapat ancaman dari musuh, selain ujian besar lainnya.”
Terkait hal ini, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
حُفَّتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ
“Surga itu dikelilingi hal-hal yang tidak disukai, dan neraka itu dikelilingi hal-hal yang menyenangkan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslimi)
Ibnu Hajar Rahimahullah dalam kitab Fath Al-Bari mengatakan,
“Ini tentu memerlukan perjuangan melawan hawa nafsu dalam melakukan ketaatan-ketaatan, menghindari berbagai macam maksiat, sabar terhadap berbagai musibah, dan berserah diri kepada perintah Allah dalam melaksanakan semua itu.”
Oleh karena itu, datanglah janji pahala dari Allah bagi orang yang kehilangan penglihatannya, sebagaimana dinyatakan dalam hadits riwayat Anas Radhiyallahu Anhu, bahwa NabiShallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Allah Azza wa Jallaberfirman,
إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِي بِحَبِيبَتَيْهِ فَصَبَرَ عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ
“Apabila aku mencobai hamba-Ku dengan kedua matanya, lalu dia bersabar, maka Aku beri dia ganti keduanya berupa surga.” (HR. Al-Bukhari)
Demikian pula, ada janji untuk orang yang diberi cobaan dengan kematian seorang yang dikasihi, seperti anak atau saudara atau lainnya, lewat sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Allah Ta’ala berfirman,
مَا لِعَبْدِي الْمُؤْمِنِ عِنْدِي جَزَاءٌ إِذَا قَبَضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا ثُمَّ احْتَسَبَهُ إِلَّا الْجَنَّةُ
“Tidak ada balasan di sisi-Ku bagi hamba-Ku yang beriman, apabila Aku mencabut nyawa kekasihnya dari penghuni dunia, kemudian dia bersabar atas (kematian)nya, melainkan surga.” (HR. Al-Bukhari).
Jadi, seorang muslim hendaklah bersabar ketika mendapat berbagai ujian dan musibah, supaya memperoleh pahalanya atas izin Allah, dan jangan sampai dia bersedih, gundah dan berkeluh kesah terhadap musibah itu.
Salah seorang ulama salaf berkata, “Hilangnya pahala atas suatu musibah, adalah lebih berat daripada musibah itu sendiri.”
Sebagian tulisan ini dikutip dari kitab Salwa Hazin karya Sulaiman bin Muhammad bin Abdullah Al-Utsaim. Semoga bermanfaat.
[Abu Syafiq/]
Sumber: BersamaDakwah