Istana: Apa Kita Enggak Boleh Berhubungan dengan Negara Komunis?
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan pertemuan dengan Sekjen Partai Komunis Vietnam, Nguyen Phu Trong. Apabila tak ada perubahan, pertemuan akan dilakukan pada 24 Agustus mendatang.
Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi menegaskan tak ada yang salah dengan pertemuan tersebut. Menurut dia, Indonesia menjalin kerja sama dengan negara mana pun dengan tak melihat apa ideologi dari negara itu mau pun tokohnya.
"Apa kita enggak boleh berhubungan dengan negara komunis? Kan boleh, sama China, komplainnya itu apa? Toh, Vietnamnya yang berkunjung masa enggak boleh, biasa saja dalam pergaulan dunia internasional," kata Johan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/8).
Johan menjelaskan hal wajar apabila yang datang merupakan petinggi partai. Dia mencontohkan, Partai Golkar kala Orde Baru juga sering bepergian ke luar negeri untuk melakukan pertemuan.
"Di sebuah negara itu kan ada partai tertentu mayoritas. Kayak di Indonesia dulu ada Golkar zaman orba, kan biasa Golkar kemana. Dan ini tak hanya terjadi era Pak Jokowi. Sebelumnya ada petinggi partai datang. Apa yang dipersoalkan saya juga enggak tahu," ujarnya.
Nguyen Phu Trong bukanlah pejabat Partai Komunis pertama yang akan menginjakkan kaki di tanai air saat Jokowi menjabat sebagai presiden. Sebelumnya, Kepala Biro Hubungan Internasional dan Luar Negeri Partai Komunis Tiongkok, Mulia Song Tao, diterima Presiden Jokowi di Istana Merdeka pada 13 April 2016.
Pada bulan Mei 2015 lalu, Wakil Presiden Partai Komunis Tiongkok, Gou Yezhou, diterima Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem, Surya Paloh di kantor DPP Partai NasDem, Jakarta. []
Sumber : umatuna.com, www.tribunislam.com
Rabu, 23 Agustus 2017
Istana: Apa Kita Enggak Boleh Berhubungan dengan Negara Komunis?
By 10 BERITA 8/23/2017 11:21:00 AM
Related Posts:
Sebelum Kabur, Setnov Lebih Dulu Mengelabui Petugas Lapas Sebelum Kabur, Setnov Lebih Dulu Mengelabui Petugas Lapas IDN Times/Galih Persiana 10Berita, Bandung - Aksi minggat yang dilakukan narapidana kasus korupsi e-KTP sekaligus mantan Ketua DPR RI, Setya Novanto, … Read More
Ribuan Orang Investasi Bisnis Semut Rangrang Hingga Milyaran, Apa Sih Manfaat Semut Ini? Ribuan Orang Investasi Bisnis Semut Rangrang Hingga Milyaran, Apa Sih Manfaat Semut Ini? Foto: mongabay.co.id 10Berita, Kisruh terjadi di Sragen, Jawa Tengah. Ribuan investor yang menyetor dana untuk bisnis s… Read More
Rachmawati Ajukan Judicial Review ke MA Terkait Pasal 3 Ayat 7 PKPU Tentang Penetapan Presiden Terpilih Rachmawati Ajukan Judicial Review ke MA Terkait Pasal 3 Ayat 7 PKPU Tentang Penetapan Presiden Terpilih 19Berita-Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rachmawati Soekarnoputri mengajukan gugatan uji materi te… Read More
Siapa yang Berani Ancam Hakim MK? Siapa yang Berani Ancam Hakim MK? 10Berita - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) merespons cepat soal informasi ada hakim Mahkamah Konstitusi (MK) yang diancam. Siapa yang berani ancam hakim MK?Ketua LPSK Ha… Read More
Menhan: Polisi di Negara Manapun di Bawah Kementerian, Ryamizard Sindir Halus Polri? Menhan: Polisi di Negara Manapun di Bawah Kementerian, Ryamizard Sindir Halus Polri? Ryamizard menyebut Polisi di negara manapun di bawah kementerian (Foto: wartakota.tribunnews.com) 10Berita, Di negara manap… Read More