OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 08 Agustus 2017

KAUM BAJIL (Bani Jilat) YANG BERSORAK karena FH

KAUM BAJIL (Bani Jilat) YANG BERSORAK karena FH


KAUM BAJIL YANG BERSORAK karena FH

(by Setiawan Budi)

Saya dapet kiriman beginian dari Kelompok BAJIL (Bani Jilat). Liat judul ini (berita Kompas), mereka bersorak dan menari..langsung update tanpa perlu memahami isi.

Dalam membaca berita, kita harus paham maksud narasumber berita ditujukan pada siapa dan bagaimana isinya. Kalau hanya membaca judul lalu merasa memahaminya, disitu bidjie bengkak sebelah.

Apalagi membaca perkataan seorang FAHRI HAMZAH. Memahami perkataan FH itu perlu banget, disimak..dan dipikirkan apa perkataan beliau pada media berita.

➡ Tempo hari FH berkata keras atas perlakuan KPK yang mencekal Setya Novanto (SN) atas kasus e-KTP. Saat KPK cekal SN, saat itu status SN belum tersangka.

Publik yang membaca pendapat FH pada KPK akan heran, kenapa FH kritik KPK atas hal tersebut? Bukankah harusnya FH setuju karena nama SN di sebut dalam persidangan? Pencekalan SN bertujuan untuk meminta keterangan dan mencegah yang bersangkutan pergi saat akan diminta keterangan.

Setelah FH mengkritik pencekalan SN, bully langsung menuju pada dirinya. Bukan hanya dari kaum BAJIL, bahkan kelompok oposisi juga menghujatnya dan sebut FH tidak mendukung kerja KPK. Disini lah pemahaman diperlukan untuk mengetahui maksud kata dari FH.

FH berkata demikian, karena ada aturan yang sebutkan bahwa untuk pencekalan maka TERSANGKA-KAN dulu orangnya. Sedangkan SN belum jadi tersangka, jangan mencari keuntungan dari pencekalan SN. KPK mendapatkan keuntungan saat BERLAKUKAN Pencekalan, karena publik akan mengatakan KPK hebat. Padahal, KPK sebenarnya tidak berani bertindak jauh dari itu. Yaitu..tersangka-kan SN dan lakukan pencekalan.

Seorang FH, tau banget kinerja KPK saat ini. KPK mementingkan citra daripada sebuah bukti kerja. SN adalah koalisi penguasa, FH ingin KPK bertindak lebih berani dengan naikkan status SN menjadi tersangka.

Begitu maksud penolakan FH atas pencekalan SN.

➡ Sekarang, berita ini kembali membuat kaum BAJIL girang.

[Kompas] Fahri Hamzah: Kalau Calon Lain Tak Kuat, Ya Mendingan Pak Jokowi

Asumsi mereka FH sudah menyerah dan mengakui bahwa Jokowi adalah calon yang hebat tanpa tandingan.

Padahal apa yang dikatakan FH adalah pendapat yang "bersayap", kalau kita paham maksud FH...kita akan setuju pada perkataannya. Perkataan FH ini ditujukan pada penantang Jokowi yaitu PRABOWO dan SBY.

FH meminta pada tokoh tersebut agar memulai aktif kritik pemerintah dari sekarang. Kalau hanya DIAM hingga masa pemilu 2019, maka sudahi saja dengan mendukung Jokowi dari sekarang.

Untuk meraih kemenangan pemilu esok, para kandidat harus menarik minat masyarakat Indonesia. Harus aktif bersuara dan teriakkan dimana kegagalannya Jokowi saat ini. Jangan hanya mengharapkan para netizen medsos yang berteriak di dunia maya.

Kapasitas dunia maya itu terbatas pada penggunanya saja. Berbeda apabila para kandidat seperti SBY dan PRABOWO bersuara. Saat mereka bersuara maka perkataannya akan diliput oleh media televisi dan pemerhatinya akan lebih luas lagi karena KETOKOHAN mereka. Kata lainnya, ucapan mereka akan jadi pemberitaan semua media berita dan akan jadi omongan di tengah masyarakat.

FH menantang para kandidat agar segera keluar dari rumah hangat mereka, dan lantang berteriak tentang ini. Dimana FH telah memulainya. Kalau ada mereka, maka tugas FH menjadi ringan, karena ada tokoh yang membantunya dalam bersuara.

Kalau mau menang, maka sekaranglah saatnya bersuara. Saat negeri ini lagi ANCUR karena daya beli menurun sementara penguasa masih bertopeng dengan data yang ada.

Buat kaum BAJIL (Bani Jilat), jangan terlalu BODOH dalam membaca berita. Apalagi berkata FH akan dukung Jokowi. Politik memang praktis, namun untuk FH beragandengan tangan dengan Jokowi seperti mengingat seorang NIKITA MIRZANI, paham maksud saya?

"Not terong to wortel 'dul..."

*Dari fb penulis

(Baca: Video Fahri Hamzah "Kompori" Penantang Jokowi)