OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 17 Agustus 2017

Kecebong Bully Doa Tifatul, Andai pun Mereka Hidup di Zaman Nabi Pastilah Mereka Akan Bully Juga Doa Nabi

Kecebong Bully Doa Tifatul, Andai pun Mereka Hidup di Zaman Nabi Pastilah Mereka Akan Bully Juga Doa Nabi


10Berita~Anggota Fraksi PKS, Tifatul Sembiring, membacakan doa dalam Sidang Tahunan MPR yang berlangsung di Gedung Nusantara, kompleks parlemen, Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2017.

Dalam doanya ini, mantan Menkominfo era Presiden SBY mendoakan agar Allah SWT memberi petunjuk dan hidayah kepada Presiden Jokowi, cinta kepada Umat dan Ulama dan berlaku Adil.

Mantan Presiden PKS ini juga mendoakan agar Presiden diberi kesehatan, digemukkan, diberi kekuatan dalam menjalankan tugasnya.

Namun, ternyata banyak kecebong yang kelojotan dengan Doa Pak Tifatul Sembiring.

Mereka protes harusnya doa mencontoh Nabi, jangan politisasi doa, doanya Tifatul kurang adab bahkan dibilang su'ul adab.

Ya maklum sih, kalo kecebong gak tau doa-doa Nabi yang bermacam-macam. Mereka mungkin tahunya doa robbana atina fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanah waqina 'adzabannar.

PADAHAL NABI juga mencontohakn DOA untuk PEMIMPIN.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa:

اللهُمَّ، مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ، فَاشْقُقْ عَلَيْهِ، وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ

"Ya Allâh, barangsiapa mengurusi sesuatu dari urusan Umatku, lalu dia menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia. Dan barangsiapa mengurusi sesuatu dari urusan Umatku, lalu dia bersikap lembut kepada mereka, maka bersikaplah lembut kepadanya." [HR. Muslim, no.182]

Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan hadits ini dengan menyatakan, “Sabda Beliau ini termasuk larangan yang sempurna agar penguasa tidak menyusahkan manusia (rakyat), dan anjuran paling agung untuk bersikap lembut kepada mereka (rakyat). Banyak hadits-hadits yang semakna dengan ini”. [Syarah Nawawi, 12/213]

Dalam DOA yang lain untuk PEMIMPIN, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersada:

وَمَنْ وَلِيَ مِنْهُمْ شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَعَلَيْهِ بَهْلَةُ اللَّهِ فَقَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا بَهْلَةُ اللَّهِ قَالَ : لَعْنَةُ اللَّهِ

"Dan barangsiapa memimpin mereka dalam suatu urusan lalu menyulitkan mereka maka semoga bahlatullah atasnya." Maka para sahabat  bertanya, "Ya RasulAllah, apa bahlatullah itu?" Beliau menjawab: "La’nat Allah." (HR Abu ‘Awanah dalam shahihnya. Terdapat di Subulus Salam syarah hadits nomor 1401).

ITULAH DIANTARA DOA-DOA yang diajarkan NABI.

Kalau kecebong hidup di zaman NABI, pastilah mereka juga akan membully Nabi dengan ocehan khas mereka "Doa kok mendoakan kejelekan" "Doa kok nyinggung pemimpin" "Doa kok minta diturunkan laknat" "Ini politisasi Doa" "Ini Doa orang radikal" bla bla bla

JADI... jangankan seorang manusia biasa Tifatul. Nabi pun bahkan akan mereka bully kalau tidak sesuai dengan HAWA NAFSU mereka.

Padahal Doa Pak Tifatul masih "terlalu sopan" dibanding doa-doa Nabi tsb.

Sumber : Portal Islam