OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 15 Agustus 2017

Kenapa?

Kenapa?

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Mau bertanya :
Knp ada orang yg mendapat hidayah, tp ada jg yg tdk?
- Knp ada orang yg tdnya taat beribadah, tp di akhir hidup malah gemar berbuat maksiat?
- Knp ada yg gemar berbuat maksiat, tp diksh hidayah?
- Tp kenapa ada jg yg gemar berbuat maksiat, tetapi tdk dapat hidayah hingga akhir hidupnya?
Apa yg membedakan ke-3 nya?

Jawaban
--------------

‌و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته 
Perumpamaannya
1. Seperti orang yg sedang nonton tv X, knp dia dapat channel x? Krn dia sdh memutar dan dapat channel x

2. Seperti penerimaan  siswa baru sekolah"Bintang" biasanya menjelang penerimaan murid baru, pihak sekolah suka pasang spanduk. Brosur. Presentasi, promosi,.dll lalu siapa yg jadi muridnya

Mereka adalah siapa saja yg sengaja datang mendaftar, ikut tes ,membayar uang administrasi dan sesuai tatib sekolah. Setelah itu barulah ia disebut siswa baru "sekolahBintang"

Demikian juga dengan hidayah Allah. Allah sebagai Rob  menunjukan af'al(perbuatan ) nya hal tersebut dapat kita lihat dan kita rasakan keberadan Allah dan pada tahap ini semua orang mengakui.

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ ۚ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

"Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah: "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui."
( Qs. Surat Luqman : 25 )

Lantas siapa yang dapat hidayah, yang dapat hidayah adalah mereka yg punya mata hati. Mereka yg mendatangi  Allah, berusaha hidup sesuai aturan Allah. Hidup dan mati hanya untuk Allah. Ikhlas.

HADITS KEEMPAT

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ   ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ      أَوْ سَعِيْدٌ.    فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ  الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا                              

[رواه البخاري ومسلم]

Terjemah Hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga  maka masuklah dia ke dalam surga.
(Riwayat Bukhori dan Muslim).

Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :

1.     Allah ta’ala mengetahui tentang keadaan makhluknya sebelum mereka diciptakan dan apa yang akan mereka alami, termasuk masalah kebahagiaan dan kecelakaan.

2.     Tidak mungkin bagi manusia di dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya masuk surga atau neraka, akan tetapi amal perbutan merupakan sebab untuk memasuki keduanya.

3.     Amal perbuatan dinilai di akhirnya. Maka hendaklah manusia tidak terpedaya dengan kondisinya saat ini, justru harus selalu mohon kepada Allah agar diberi keteguhan dan akhir yang baik (husnul khotimah).

4.     Disunnahkan bersumpah untuk mendatangkan kemantapan sebuah perkara dalam jiwa.

5.     Tenang dalam masalah rizki dan qanaah (menerima) dengan mengambil sebab-sebab serta tidak terlalu mengejar-ngejarnya dan mencurahkan hatinya karenanya.

6.     Kehidupan ada di tangan Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia telah menyempurnakan umurnya.

7.     Sebagian ulama dan orang bijak berkata  bahwa dijadikannya pertumbuhan janin manusia dalam kandungan secara berangsur-angsur adalah sebagai rasa belas kasih terhadap ibu. Karena sesungguhnya Allah mampu menciptakannya sekaligus.

Yang membedakan semua adalah kualitas keikhlasan mereka dalam menjalani hidup.dan kehidupan

Disaat seorang hamba datang beribadah kpd Allah, menjadikan Allah sbg satu satu nya ilah maka tauhid seperti ini dinamakan tauhid uluhiyatullah. Ditahap inilah seseorang dapat hidayah atau tidak tergantung  bi idznillah. Ini mutlaq hak prerogatif Allah., Rasulullah saw pun tidak bisa memberi hidayah kepada orang yang Rasul cintai. Dan ini ditegaskan Allah disaat Rasul mendesak pamannya Abu thalib  untuk masuk islam disaat saat akhir krhidupannya, begitu Rasul sangat menginginkan keislaman pamannya shg terkesan memaksa, karena itu turunlah firman Allah sebagaj pengingat dan penegas.

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk."
( Qs. Surat Al-Qashash : 56 )

Meskipun demikian yakinilah bahwa Allah tidak dzolim kpd hambanya

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَٰكِنَّ النَّاسَ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

"Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri."
( Qs. Surat Yunus : 44 )

Wallahu a'lam.

Sumber: Majelis Iman Islam