OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 08 Agustus 2017

Menggoda Syaithan

Menggoda Syaithan



“Sesungguhnya syaithan adalah musuh bagi kalian, maka jadikanlah ia sebagai musuh…” (QS Faathir: 6)

“Wahai Guru”, adu seorang murid pada Hujjatul Islam Abu Hamid Al Ghazali, “Bukankah syaithan akan terusir jika kita berdzikir?”

“Betul Anakku”, jawab Sang Imam.

“Lalu ada apa denganku ini? Aku telah mencoba banyak berdzikir, tapi si terkutuk itu rasanya terus datang dan datang lagi, menggangguku dengan berbagai was-was yang akrab sekali.”

Sang Guru tersenyum.

“Bagaimana pendapatmu Anakku”, ujar beliau, “Tentang seorang yang berulang kali menghalau anjing buduk dari tempatnya duduk, tapi di situ dia selalu menyanding tulang, jeroan, dan daging yang amat disukai si anjing?”

“Pasti anjing itu selalu kembali”, si murid menanggapi, “Meski diusir berulang kali. Karena di sisi orang itu, masih tersaji hal yang mengundang minatnya.”

“Begitu pula dzikir kita”, urai Imam Al Ghazali, “Adalah hal yang ditakuti syaithan. Ia lari terbirit tiap kali lisan dan hati melantunkan wirid. Tapi ia akan selalu kembali selama di dalam dada ini kita menyuguhkan hal-hal yang menjadi kegemarannya.”

“Apakah itu Guru?”

“Penyakit hati. Seperti sombong, tamak, dan dengki.”

Maknanya, jangan-jangan bukan syaithan yang tak ingin pergi, melainkan kita yang selalu merayunya agar kembali. Ia terpesona oleh takabbur kita, dan tergoda untuk membesarkannya. Ia terpesona oleh kerakusan kita, dan tergoda untuk meraksasakannya. Ia terpesona oleh hasad kita, dan tergoda untuk meledakkannya.

Maka sungguh kita amat perlu menyucikan jiwa dari kotoran-kotorannya, agar syaithan tak berminat untuk datang kembali di saat kita mengusirnya. Dan lebih dari itu, kita menghajatkan bersihnya hati untuk kemesraan yang paling berharga.

Hati ini adalah yang senantiasa akan dilihat oleh Rabb kita ‘Azza wa Jalla. Jika wajah yang ditatap sesama manusia amat kita perhatikan kecerahannya, kehalusannya, dan kesegarannya, lalu kita rawat dengan pelembab hingga perona; maka hati yang ditatap Pencipta, Raja, dan Sesembahan manusia memerlukan perhatian lebih dalam penjelitaannya.

Benarlah Imam Hasan Al Bashri ketika menyatakan:

داوِ قلبك فإن حاجة الله إلى العباد صلاح قلوبهم

Obati hatimu dari penyakit-penyakitnya. Sungguh hajat Allah kepada hamba-hambaNya adalah kebagusan hati mereka. []

Sumber: Islampos

Related Posts:

  • Mengapa Mereka Enggan Mendekati Pintu Penguasa? Mengapa Mereka Enggan Mendekati Pintu Penguasa? 10Berita– Mereka sangat hati-hati. Selalu takut murka Allah Ta’ala. Mereka enggan mendatangi penguasa, walau hanya untuk mengajar ilmu. Mereka tak pernah mau dan te… Read More
  • Mengapa Mereka Enggan Mendekati Pintu Penguasa? Mengapa Mereka Enggan Mendekati Pintu Penguasa? 10Berita– Mereka sangat hati-hati. Selalu takut murka Allah Ta’ala. Mereka enggan mendatangi penguasa, walau hanya untuk mengajar ilmu. Mereka tak pernah mau dan te… Read More
  • Ini 8 Kelelahan yang Disukai Oleh Allah SWT Ini 8 Kelelahan yang Disukai Oleh Allah SWT 10Berita-Jangan pernah kecewa ataupun mengeluh, bisa jadi kelelahan itulah yang membuat Allah ridho dan mencintai kita. Pasalnya, ada 8 kelelahan yang disukai Allah dan RasulNya, s… Read More
  • Inilah Manusia yang Sangat Terkenal di Langit Inilah Manusia yang Sangat Terkenal di Langit 10Berita-Seorang manusia bisa saja bangga ketika terkenal di seluruh dunia. Namun hal itu tidak menjadi jaminan dirinya terkenal diantara penduduk langit. Dalam sebuah hadist dis… Read More
  • Penduduk Surga Ingat Kehidupan Dunia?Penduduk Surga Ingat Kehidupan Dunia? Penghuni Surga Ingin Kenikmatan Seperti di Dunia? Apakah penduduk surga nanti ingat perjalanan hidup yang pernah mereka alami di dunia? Kemudian apakah mereka berkeinginan merasakan kemb… Read More