Penari Perut “Yes”, Syareat Islam “No”?
10Berita | Viral di sosial media berita peluncuran buku dengan tema Anwar Nasution Bukan Ekonom Biasa yang dilakukan di Jakarta tanggal 7 Agustus 2017, dalam rangka 75 tahun Prof. Dr. Anwar Nasution.
Sewajarnya peluncuran buku selalu dihadiri oleh orang-orang yang terpelajar, orang yang berwawasan intelektual tinggi, setidaknya orang yang aktif dalam mencari ilmu pengetahuan.
Tentu saja dalam hal acara ini juga dihardiri oleh tokoh maupun pejabat, dalam video yang tersebar disosial media berdurasi 44 detik itu nampak pula Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) Basuki Hadimuljono tampat kaget bercampur kikuk dan memilih beranjak dari kursinya. Kita tidak dapat membayangkan hal tersebut kita saksiskan secara langsung.
Jangankan seorang mentri yang punya reputasi dan harga diri yang harus dijaga nama baiknya, apalagi banyak kamera yang merekam dimana-mana, karena jaman sekarang setiap orang yang menggunakan HP rata-rata dilengkapi dengan fasilitas kamera, laki-laki dari golongan masyarakat biasapun yang masih punya rasa malu akan merasa kikuk apabila perbuatan dosanya sedang menikmati tarian perut atau belly dance disaksikan oleh orang lain.
Tarian perut atau belly dance si perempuan yang sepertinya berasal dari negara di kawasan timur tengah itu, tentu saja memungkinkan untuk membuat mata lelaki menjadi gagal fokus. karena lekuk tubuh perempuan seksi tersebut terlihat dengan jelas, karena si penari hanya menggunakan BH dan rok bawahan warna merah semi trasnparan, serta gerakannya yang mengundang napsu.
Ya… Tarian perut asal Timur Tengah dan penarinya berasal dari Timur Tengah yang biasa orang awam mengatakan Arab. Entah apa yang terdapat dalam benak panitia acara tersebut sehingga peluncuran buku ekonomi ditampilkan penari perut yang seksi.
Hal itu sangat bertentangan dengan kondisi apabila ada diskusi mengenai penegakan syareat Islam. Kaum munafik dan musuh Islam kompak mengomentari dengan kata-kata penolakan. Diantaranya adalah :
“Kalau mau menegakkan syareat Islam, pergi saja ke Arab jangan tinggal di Indonesia”.
“Boleh jadi Islam tapi jangan jadi Arab”.
“Syareat Islam bertentangan dengan Pancasila”.
atau
“Syareat Islam adalah syareat bar bar”.
Ternyata dengan kejadian ini membuka mata dan telinga kita serta hati kita. Betapa tidak, Syareat Islam yang mulia ditolak karena datangnya dari Arab namun maksiat diterima bahkan dinikmati walaupun datang dari Arab. Kalau boleh mengambil kata-kata Bung Rhoma “Sungguh Terlalu”.
Lantas mau dibawa kemana bangsa ini, mau dibawa kejaman jahiliyah atau jaman purba dimana mausia tidak berpakaian dan wanitanya hanya dijadikan pelampiasan nafsu belaka?
Allah berfirman :
Katakanlah: “Kepunyaan siapakah BUMI ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan ALLOH.” katakanlah: “Maka apakah kamu tidak ingat?” (QS.Al–Mu’minun:84-85)
”Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) ALLOH bagi orang-orang yang yakin?” (QS.Al Maidah:50) [ank]
Sumber: RAMBAHMEDIA.COM.