OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 31 Agustus 2017

PESAN NABI DI ARAFAH UNTUK “ROHINGYA DAN FREEPORT”

PESAN NABI DI ARAFAH UNTUK “ROHINGYA DAN FREEPORT”


PESAN NABI DI ARAFAH  UNTUK “ROHINGYA DAN FREEPORT”

Oleh: KH Hafidz Abdurrahman

Berhari-hari dada sesak, mata pun tak sanggup menatap apa yang sedang menimpa saudara-saudara kita di Rohingnya. Berbagai foto dan video yang diupload di media sosial, semuanya menggambarkan kebiadaban, kebrutalan, dan nafsu binatang penguasa Myanmar, yang tak sanggup dilakukan oleh hewan sekalipun. Tetapi itulah kenyataannya.

Hanya dalam dua hari, lebih dari 3000 nyawa kaum Muslim melayang dibantai dengan kejam dan bengis oleh penguasa Myanmar, tak berperikemanusiaan. Kampung mereka dibumihanguskan. Penduduknya mereka bantai dengan brutal. Apa salah mereka? Salah mereka hanya satu, karena mereka Muslim. Inilah tragedi genosida terburuk, setelah tragedi Bosnia-Herzegovina.

Protes pun dilakukan dalam skala besar di Malaysia oleh para pengungsi Rohingnya. Tak kalah kerasnya, kecaman dilakukan oleh salah satu tokoh Partai Islam, bahwa pembantaian Muslim Rohingnya ini jelas biadab. Tetapi, dunia diam. Karena yang menjadi korban pembantaian adalah umat Islam.

Sesak dada kita, mata pun sembab, hati dan lisan ini pun marah, karena tak kuasa berbuat apa-apa menyaksikan kebiadaban di depan mata. Ya Allah, ya Rasulullah, ampunilah hamba, karena ketidakberdayaan ini. Ya Rasulullah, apa yang Engkau titahkan di Hari Arafah, saat Engkau sampaikan Khutbah Arafah, tepat tanggal 9 Dzulhijjah 10 H, empat belas abad yang lalu:

ياَ أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا، وَفِي بِلاَدِكُمْ هَذَا..

“Wahai umat manusia, sesungguhnya darah kalian, harta kalian serta kehormatan kalian adalah haram [merupakan kesucian] bagi kalian, sebagaimana kesucian hari kalian [hari Arafah] ini, di bulan kalian [bulan Dzulhijjah] ini, dan negeri kalian [tanah haram] ini.” [Hr Bukhari]

Untuk menjaga darah-darah kaum Muslim agar tidak dinodai, apalagi ditumpahkan, hari ini tidak sanggup kami lakukan. Jujur, kami tidak sanggup menghentikan pembantaian saudara-saudara kami di Rohingnya. Kami juga tidak sanggup menghentikan pembunuhan saudara-saudara kami di Yaman. Kami juga tidak sanggup menghentikan kebrutalan Bashar Asad, Rusia, Amerika dan sekutunya di Suriah. Karena kami tidak mempunyai kekuatan apa-apa, selain kata-kata.

Bahkan, amanah yang Engkau titahkan untuk menjaga kekayaan alam kami, baik sumber daya migas, gas, hingga tanah pun tak kuasa kami lakukan. Karena kami tidak mempunyai kekuasaan. Saat ini, kekuasaan itu ada di tangan penguasa, yang mengaku Muslim, mengaku sebagai saudara sesama Muslim, tetapi ironinya mereka justru menggunakan kekuasaannya bukan menjalankan titahmu Ya Rasulullah. Umatmu, saudara-saudara kami, yang juga saudara mereka, dibantai di Myanmar tak juga mereka bantu, tak juga mereka hentikan, apalagi menuntut balas atas tiap tetes darah mereka yang menetes, dengan kekuasaan yang ada di tangan mereka.

Ya Rasulullah, kekayaan kami, yang seharusnya bisa kami nikmati untuk kehidupan kami dan anak cucu kami pun kini dikuasai dan dijarah oleh asing dan aseng, sementara kami harus hidup menderita. Kami harus mengurus diri sendiri, sudah begitu masih harus memikul beban pajak, biaya hidup dan lain-lain yang kian sulit. Banyak saudara-saudara kami yang tak tahan dengan kesulitan hidup ini, akhirnya memilih bunuh diri.

Ya Allah, ampunilah kami. Ya Rasulullah, maafkanlah kami, karena kami tak berdaya mengubah apapun dengan kekuasaan kami. Karena kami tidak memilikinya. Kami hanya mampu mengubah dengan lisan dan tulisan, karena itulah yang kami punya. Maka, di Hari Arafah, 9 Dzulhijjah 1438 H/30 Agustus 2017 ini, saksikanlah bahwa kami telah menunaikan amanah yang mampu kami lakukan sebagaimana yang Engkau titahkan, 9 Dzulhijjah 10 H, 14 abad yang lalu dengan lisan dan tulisan ini.

Di Hari Arafah ini, saat kami dan jutaan, bahkan milyaran umat Islam berpuasa, dan saat doa-doa yang dipanjatkan diijabah, dan saat Engkau banggakan umat Nabi-Mu yang tengah wukuf di Arafah kepada seluruh makhluk-Mu, juga para Malaikat-Mu, kami memanjatkan doa sebagaimana doa Nabi:

رَّبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَل لِّي مِن لَّدُنكَ سُلْطَانًا نَّصِيرًا

“Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang menolong.” [Q.s. al-Isra’: 80]

Kekuasaan yang menolong darah, harta, kehormatan dan kemuliaan umat Nabi-Mu. Kekuasaan yang menolong agama-Mu. Kekuasaan yang digariskan dan diwariskan oleh Nabi-Mu. Kekuasaan yang akhirnya dihancurkan oleh konspirasi kaum Kafir dan Munafik. Kekuasaan yang kembalinya di muka bumi ini sangat mereka takuti, bukan karena keburukannya, tetapi karena tangan-tangan mereka telah berlumuran darah dan noda.

Ya Rabb, hanya kepada-Mu kami berserah diri. Hanya kepada-Mu, kami serahkan seluruh urusan umat Nabi-Mu; darah, harta dan kehormatan kami, juga darah, harta dan kehormatan saudara-saudara kami. Semoga semuanya segera Engkau akhiri, di hari dan bulan yang suci ini.

Amin ya Rabb al-‘Alamin.

Ya Rabb, saksikanlah, hamba telah menunaikan amanah-Mu, dan amanah Nabi-Mu.

09 Dzulhijjah 1438 H/ 31 Agustus 2017 M

Sumber:Portal Islam