Polisi Bongkar Saracen, Penyedia Jasa Ujaran Kebencian
Satuan Tugas Patroli Siber Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mengungkap kelompok pelaku ujaran kebencian berkonten suku, agama, ras dan antargolongan (sara). Kelompok bernama Saracen ini sudah menjalankan aksinya dari tahun 2015.
Petugas membekuk tiga tersangka yang juga pengurus dari grup Saracen. Di antaranya, pria berinisial MFT (43) ditangkap di Koja, Jakarta Utara, 21 Juli 2017 dan pria berinisial JAS (32) ditangkap di Pekanbaru, Riau, 7 Agustus 2017. Tersangka ketiga seorang wanita berinisial SRN (32), ditangkap di Cianjur, Jawa Barat, 5 Agustus 2017.
Kasubdit 1 Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Komisaris Besar Irwan Anwar mengatakan, kelompok Saracen merupakan kelompok penyedia jasa untuk membuat hate speech atau ujaran kebencian yang bermuatan sara dan membuatnya viral di media sosial. Kelompok ini juga menyediakan jasa penyebaran hoax bermuatan sara di media sosial.
"Kelompok yang seringkali atau kerap kali melakukan penyebaran ujian kebencian," kata Irwan saat merilis kasus itu, di gedung Divisi Humas Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 23 Agustus 2017.
Ketiga pelaku memiliki perannya masing-masing. JAS bertindak sebagai ketua kelompok Saracen. MFT berperan sebagai bidang Media lnformasi dan SRN berperan sebagai Koordinator Grup Wilayah.
JAS bertugas merekrut anggota melalui berbagai unggahan yang bersifat provokatif, menggunakan isu sara sesuai perkembangan tren media sosial. Unggahan tersebut berupa kata-kata, narasi, maupun meme yang tampilannya mengarahkan opini pembaca untuk berpandangan negatif terhadap kelompok masyarakat lainnya.
JAS dipercaya oleh kelompok Saracen karena memiliki kemampuan untuk memulihkan akun anggotanya yang diblokir dan bisa membuat berbagai akun, baik yang bersifat real, semi anonymous, maupun anonymous.
Sedangkan tersangka MFT bertugas menyebarkan ujaran kebencian dengan mengunggah meme maupun foto yang telah diedit. MFT juga membagikan ulang posting dari anggota Saracen lainnya yang bertemakan isu suku dan agama melalui akun pribadi miliknya sendiri.
Sementara tersangka SRN bertugas melakukan ujaran kebencian dengan melakukan mengunggah atas namanya sendiri, maupun membagikan ulang posting dari anggota Saracen lain yang bermuatan penghinaan dan sara. SRN menggunggahnya menggunakan akun pribadi dan beberapa akun lain yang dipinjamkan oleh tersangka JAS.
Soal motif pelaku, Irwan mengatakan, penyidik masih mendalaminya. Untuk saat ini, motifnya diduga karena ekonomi. Terkait apakah ada kelompok tertentu yang memesan jasa pelaku ini, menurut Irwan, hal itu masih dalam pendalaman.
"Selain grup-grup ini ada juga media online yang dimiliki sehingga memiliki rating yang cukup tinggi hingga bisa diakses masyarakat. Grup ini sudah beroperasi mulai November 2015 dan sampai kemarin masih dikembangkan kepada kelompok lain maupun dan pengurus," ujarnya.
Dalam kasus ini, penyidik menyita sejumlah barang bukti, di antaranya dari tersangka JAS yaitu 50 simcard berbagai operator, 5 Hardisk CPU den 1 HD Laptop, 4 Handphone, 5 Flashdisk, dan 2 memory card. Sedangkan dari tersangka SRN disita 1 HP Lenovo, 1 Memory Card, 5 Simcard, dan 1 flash disk. Sementara tersangka MFT meliputi, 1 Laptop + Hardisk, 1 HP Asus 2R3, 1 HP Nokia, 3 Simcard, den 1 Memory Card.
Ketiga pelaku ini dijerat dengan tuduhan dugaan tindak pidana ujaran kebencian dan atau hate speech dengan konten sara, sebagaimana dimuat dalam Pasal 45 juncto Pasal 28 UU Nomor 19 tahun 2016 tentang ITE. Mereka terancam hukuman 6 tahun penjara.[]
Sumber : viva.co.id, www.tribunislam.com
Rabu, 23 Agustus 2017
Polisi Bongkar Saracen, Penyedia Jasa Ujaran Kebencian
By 10 BERITA 8/23/2017 10:17:00 PM
Related Posts:
AJI Tegaskan Data Indonesialeaks Valid AJI Tegaskan Data Indonesialeaks Valid AJI Tegaskan Data Indonesialeaks Valid 10Berita , Jakarta - Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen atau AJI, Abdul Manan, mengatakan pengusutan pe… Read More
Seret Nama Kapolri, Ketua AJI: Indonesialeaks Valid Berdasarkan Data Dan Fakta Seret Nama Kapolri, Ketua AJI: Indonesialeaks Valid Berdasarkan Data Dan Fakta Referensi pihak ketiga 10Berita, Informasi yang dilansir IndonesiaLeaks menjadi perbincangan berbagai pihak… Read More
ILUNI UI Badan Hukum: Patrialis Akbar Terima Sekali, Tito Diduga Terima Hingga Rp 8M ILUNI UI Badan Hukum: Patrialis Akbar Terima Sekali, Tito Diduga Terima Hingga Rp 8M Referensi pihak ketiga Kasus pengrusakan buku catatan keuangan bersampul merah yang berisi dugaan suap yang menyeret… Read More
Indonesia Leaks Tantang Pihak yang Sebut Skandal ‘Buku Merah’ HOAX Indonesia Leaks Tantang Pihak yang Sebut Skandal ‘Buku Merah’ HOAX 10Berita – Inisiator IndonesiaLeaks menegaskan, laporan tentang ‘buku merah’ yang mengungkap dugaan suap kepada Kapolri Tito Karnavian, bukanlah ber… Read More
Ketua Presidium IPW : Kenapa Polisi Beraninya Hanya Pada Ratna, Usut Dong Indonesialeaks! Ketua Presidium IPW : Kenapa Polisi Beraninya Hanya Pada Ratna, Usut Dong Indonesialeaks! Neta S. Pane/Net 10Berita - Setelah cukup hebat mengungkap kasus hoax Ratna Sarumpaet, Polda Metro Jaya… Read More