OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 02 September 2017

Cikal Bakal Suku Muslim Sibir Khanate Siberia


Cikal Bakal Suku Muslim Sibir Khanate Siberia


10Berita, JAKARTA -- Islam mulai bersemi di Siberia sejak abad pertengahan. Kala itu, Siberia banyak didatangi oleh imigran dari Turki, Arab, dan Persia. Kehadiran para imigran itulah yang menjadi cikal bakal suku Muslim Sibir Khanate yang menghuni Siberia.

Muslim Sibir Khanate ini dikenal toleran dan terbuka terhadap dengan kedatangan bangsa lain. Karena sifat toleran yang tinggi, mereka mampu hidup berdampingan secara damai dengan masyarakat yang berbeda agama.
 
Selain Muslim Sibir Khanate, kala itu Siberia juga dihuni berbagai etnis lain seperti Khanty, Mansi, Nenets, dan Selkup. Dari berbagai etnis itu, etnik mayoritas adalah pribumi Muslim Siberia. Namun, kerukunan multietnik ini hancur ketika Uni Soviet menjajah hampir seluruh wilayah Siberia.

Muslim Tatar Siberia yang masih tersisa sekarang hidup di desa-desa terpencil, seperti di Laytamak, Kukrende, Lechek, Auak, dan Kuskurgul. Bertani merupakan mata pencaharian utama mereka. Radio Free Europe pada Mei 2015 lalu melaporkan, Muslim Tatar ini hidup dengan fasilitas yang sangat minim. Permukiman mereka juga sulit dijangkau alias jauh dari permukiman modern yang disokong pemerintah dan pihak swasta.

Kini, 417 tahun setelah Rusia menginvasi Kerajaan Muslim Sibir pada 1598, populasi Muslim Tatar di Siberia tinggal sedikit sekali. Menurut Sensus Rusia 2010, jumlah mereka hanya tinggal 6.779 orang. Padahal, pada Sensus 2002, jumlah mereka masih 242.325 orang.  Diyakini, penurunan tajam komunitas Muslim di Siberia disebabkan oleh pembersihan etnik yang dilakukan Rusia.

Kekayaan Alam Siberia

 Rusia mulai menguasai wilayah Siberia pada 1598. Saat itu, Rusia menyerang habis-habisan kelompok Muslim dari suku Khanate yang berkuasa di Sibir Raya. Sejak saat itulah, Siberia dikuasai secara penuh oleh Rusia. Rusia kemudian mengerahkan rakyatnya untuk menduduki dan mengeksploitasi kekayaan alam Siberia.

Meski tak semua wilayah Siberia dihuni manusia, Allah SWT memberkati wilayah ini dengan berbagai kekayaan alam, seperti keragaman flora, fauna, dan sumber daya alam. Wilayah utara Siberia, misalnya, merupakan habitat bagi spesies beruang kutub dan rubah arktik. Dua spesies ini diyakini sudah lama hidup di daratan Siberia karena memiliki postur tubuh yang sangat cocok dengan wilayah bersuhu dingin.
 
Ensiklopedia Britanica menyebutkan, di Siberia juga terdapat jenis mamalia seperti beruang cokelat, rusa, dan serigala. Ada juga wolverine (sejenis anjing hutan berbulu tebal), cerpelai, musang, dan sigung. Berang-berang, kelinci, tikus, hamster, dan tupai juga hidup di sana. Dari catatan tersebut, jumlah spesies hewan di Siberia diprediksi menyebar di 107 daerah tundra dan 278 wilayah hutan stepa.

Siberia juga memiliki lebih dari 350 spesies burung. Ada juga hewan berdarah dingin seperti ular. Sementara wilayah rawa-rawa di Siberia menjadi tempat hidup yang nyaman bagi 30 ribu spesies ikan.

Di jajaran flora, Siberia kaya akan pohon birch, pinus, aspen, dan cemara. Tumbuh pula spesies tumbuhan lain seperti apel, elm, linden, dan ek. Sedangkan di kawasan barat Siberia ditumbuhi  vegetasi seperti tundra, taiga, hutan stepa, dan padang rumput yang menjadi habitat bagi sejumlah spesies fauna.
 
Meski kaya dengan flora dan fauna, tanah Siberia kurang cocok untuk bercocok tanam. Hal ini karena sebagian besar lahan di Siberia merupakan lahan gambut. 

Meski demikian, sejumlah titik di Siberia kaya akan gas alam dan minyak bumi. Kekayaan alam inilah yang membuat Siberia mampu memberikan kontribusi pendapatan yang besar bagi Rusia. Pada 2006 misalnya, Rusia menyebutkan, Siberia berkontribusi pada PDB rata-rata untuk keseluruhan Rusia. Sementara pada laporan tahun 2009, Siberia memiliki tingkat produksi minyak dan gas terbesar di Rusia.

Menyusul ditemukannya ladang-ladang minyak dan gas ini, ibu kota Siberia, yaitu Chimgi Tura, menjadi fokus industri minyak bagi Rusia.

Kekayaan alam Siberia mestinya bisa menjadi sumber kemakmuran dan kebahagiaan hidup warganya. Namun, tidak bagi kaum Muslimin. Gara-gara gas alam dan minyak, Siberia menjadi tempat menarik pada pengusaha komunis Rusia. Imbasnya, kaum Muslimin pun sempat dipinggirkan bahkan ditindas.

Sumber: Republika