CSIS: Rakyat Puas dengan Jokowi, Pengamat: Pencitraan via Survey, Cara yang Sok ‘Ngilmiah’
10Berita~Centre for Strategic and International Studies (CSIS) mirilis hasil survei yang dinilai banyak pihak tidak sesuai fakta. Betapa tidak, CSIC menyebutkan dari tahun ke tahun kepuasan publik terhadap Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla terus mengalami kenaikan hampir di segala bidang: politik, hukum dan ekonomi.
Bahkan, CSIS menempatkan tingkat keterpilihan petahana Joko Widodo meningkat signifikan dibanding Prabowo Subianto.
Direktur Centre for Strategic and Policy Studies (CSPS), Prijanto Rabbani, menyoal hasil survei CSIS tersebut. Di akun Twitter @PrijantoRabbani, Prijanto membeberkan fakta-fakta soal perekonomian Indonesia yang lesu, utang yang menggunung, dan rakyat yang semakin susah.
“Ekonomi lesu, rakyat makin susah. PHK dimana-mana, utang menggunung. Survey : Rakyat Puas dengan Jokowi. Logika vs Survey… Keren mana?” sindir @PrijantoRabbani.
Sindiran telak pun disampaikan Prijanto. “Pencitraan via survey, cara yang sok ngilmiah,” tulis @PrijantoRabbani.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon menegaskan bahwa survei CSIS yang baru dirilis sesungguhnya tidak sesuai dengan realita yang ada.
“Kalau yang saya temukan di lapangan tidak seperti itu. Masyarakat sampaikan kehidupan ekonomi sulit, terutama dianggap harga-harga semakin naik, semakin sulit terjangkau, daya beli lemah,” kata Wakil Ketua DPR ini seperti dikutip rmol (13/09).
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya turun omset di berbagai sektor ekonomi, sektor properti sampai ke retail termasuk juga ke toko-toko. “Pasar-pasar termasuk di Tanah Abang, baik yang tingkat seperti mal maupun pasar, rata-rata turun. Ini yang kita rasakan yang saya menyerap aspirasinya ketika keliling daerah. Dari sisi performa saya kira sangat dirasakan ekonomi sekarang ini berat. Saya tidak tahu kepuasannya dimana,” tegasnya Fadli menambahkan.
Survei CSIS menemukan tingkat elektabilitas Jokowi sebesar 50,9 persen, meningkat dari tahun 2015 yang hanya 36,1 persen. Sedangkan Prabowo tingkat elektabilitasnya malah menurun dari tahun 2015 yang sebesar 28 persen ke 25,8 persen di tahun 2017.[]
Sumber : intelijen.co.id, www.tribunislam.com