OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 27 September 2017

JEBREEET!! Taipan Indonesia: Yang Bikin Gaduh dan Blunder WIRANTO, Bukan Gatot

JEBREEET!! Taipan Indonesia: Yang Bikin Gaduh dan Blunder WIRANTO, Bukan Gatot


10Berita ~ Banyak pihak menilai isi dari pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tentang rencana pembelian 5.000 pucuk senjata api ilegal oleh institusi non-militer dengan mencatut nama Presiden Jokowi Widodo adalah benar adanya.

Sayangnya, Menkopolhukam Wiranto malah membuat blunder dan kegaduhan baru.

Seorang taipan Indonesia yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Advokasi Rakyat Untuk Nusantara (ARUN), Bob Hasan, dalam rilis yang diterima hari Selasa, 26 September 2017 membuat pepatah sendiri untuk menggambarkan situasi yang sedang terjadi ini.

“Tiang satu yang dibunyikan, tetapi tiang lain yang berbunyi,” ujarnya.

Menurut Bob, informasi yang disampaikan Panglima TNI tentang penyelundupan dan pemasukan senjata tempur atau serbu bahkan dapat menghancurkan kendaraan perang seperti tank atau yang lainnya merupakan konsumsi internal TNI.

Wiranto yang hadir ketika Gatot Nurmantyo menyampaikan sinyalemen itu di Mabes TNI di Cilangkap, Jumat pekan lalu, 22 September 2017 seharusnya tidak perlu panik. Langkah bijaksana seharusnya diambil  Wiranto dengan mengajak Panglima TNI bicara untuk memperjelas informasi tersebut.

Menurut Bob, klarifikasi yang dilakukan Wiranto blunder dan tidak menyelesaikan polemik yang ada.

“Akhirnya yang terjadi adalah benar-benar mis-komunikasi, sehingga ada kesimpulan bahwa senjata itu bukan jumlahnya 5.000 senjata tetapi itu yang 500 an senjata yang dipesan oleh BIN dan juga pada saat yang sama Kapolri menyatakan ada pemesanan ke Pindad untuk keperluan pengamanan Polisi,” kata Bob lagi sambil menambahkan Panglima TNI akhirnya menjadi korban bully.

"Artinya Info  yang disampaikan Panglima TNI bukan senjata yang 500 itu tetapi yang lainnya, Menhan juga jelas menyampaikan dokumen atas pembelian senjata yang dimaksud dan Info A1 yang dimaksud oleh Panglima TNI berbeda dengan apa yang disampaikan Menkopolhukam, Kapolri dan BIN" tambah Bob.

Bob juga menyesalkan pernyataan Ketua Setara Institute, Hendardi, yang menyatakan cara Gatot Nurmantyo memimpin TNI adalah yang terburuk sepanjang era reformasi. Menurutnya itu adalah upaya membunuh karakter Gatot.

Bob mengingatkan semua pihak bahwa masyarakat sudah cerdas melihat persoalan seperti ini. Masyarakat juga senang dan bangsa ini akan diuntungkan kalau ada politikus yang bermoral hadir untuk rakyat.

Sumber: Portal Islam