OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 06 September 2017

Jokowi Minta ‘Pro Jokowi’ Lawan Saracen, Politisi Demokrat: Lama-lama Jadi Milisi itu Relawan

Jokowi Minta ‘Pro Jokowi’ Lawan Saracen, Politisi Demokrat: Lama-lama Jadi Milisi itu Relawan


10Berita - Pernyataan Presiden Joko Widodo dalam Rakernas III 2017 relawan Pro Jokowi (Projo) di kawasan Kelapa Gading, Jakarta (04/08), dinilai banyak pihak membingungkan. Di mana, Jokowi meminta Projo untuk berkampanye jelang Pilpres 2019.

Tak hanya itu, Jokowi juga meminta Projo untuk melawan komplotan penyebar isu SARA, Saracen. Projo diminta selalu menyampaikan pencapain dan kinerja pemerintahan saat ini dalam hal pembangunan infrastruktur.

Perintah Jokowi kepada Projo soal Saracen ini disoal oleh politisi Partai Demokrat, Mohammad Husni Thamrin. “Ini maksudnya Pak Jokowi apa ya? Kok tidak mempercayai prosesnya melalui mekanisme hukum?” tulis Thamrin di akun Twitter @monethamrin.

Thamrin mengkritik keras pengerahan relawan Jokowi itu untuk melawan Saracen yang proses hukumnya sedang berjalan. “Masa untuk persoalan yang terkait hukum Pak Jokowi justru mengerahkan relawannya untuk melawan. Lama-lama jadi milisi tuh relawan,” sindir @monethamrin.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon juga mengaku bingung dengan maksud ucapan Presiden Jokowi di hadapan relawan Projo, soal persiapan kampanye di Pemilihan Presiden 2019.

Fadli mengatakan, dirinya baru melihat seorang Presiden yang masih menjabat, tapi sudah membicarakan jabatan di periode selanjutnya. "Ya memang agak unik ya. Biasanya saya enggak lihat Presiden yang sedang menjabat, membicarakan tentang jabatannya di masa berikutnya," kata Fadli kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (05/09).

Wakil Ketua DPR ini menyebutkan, seharusnya seorang Presiden yang diberi amanah menjabat selama lima tahun, tetap fokus menjalankan pekerjaan sesuai janji dan visi misinya. "Saya kira agak kurang pas saja kalau gitu, kalau mau disampaikan untuk bersiap-siap di 2019. Kalau orang lain yang ngomong sih bisa, tapi bagi seorang Presiden bisasanya tidak lazim, kecuali itu pertemuan tertutup. Ini kan pertemuan terbuka. Nah, dia datang ke situ sebagai apa? Apakah sebagai Presiden atau sebagai calon Presiden?" tutur Fadli. [ito]

Sumber: www.beritaislamterbaru.org