OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 02 September 2017

Mengupas Sisi Hitam NasDem, Dari Jonru Hingga Viktor Laiskodat


Mengupas Sisi Hitam NasDem, Dari Jonru Hingga Viktor Laiskodat


10Berita - Hate Speech akrab dengan NasDem. Setelah Ketua Fraksi NasDem,Viktor Laiskodat dilaporkan kepada pihak kepolisian oleh banyak partai,kali ini Fraksi Nasdem berbalik melaporkan aktivis muslim, Jonru Ginting.

Detik.com menyebuthkan ,pemilik akun media sosial Jonru Ginting dilaporkan ke polisi karena dituduh melakukan ujaran kebencian oleh Badan Advokasi dan Hukum (Bahu) NasDem,Muannas Al Aidid.

Partai Nasdem menampik anggapan bahwa tindakan Muannas mengatasnamakan partai. "Iya betul dia anggota kami, tapi laporan itu atas inisiatif pribadi," kata Ketum Bahu NasDem Taufik Basari , Jumat (1/9/2017).

Taufik Basari

Partai NasDem sendiri tidak mempermasalahkan tindakan dari Muannas,karena Taufik menganggap tindakan Muannas tidak merugikan partai dan diatur oleh undang undang yang berlaku.
"Buat kita (laporan itu) nggak masalah, sepanjang yang dilakukan masih dalam koridor hukum. Tidak masalah," ujar Taufik.

Muannas Al Aidid, pengurus Badan Advokasi dan Hukum (Bahu) NasDem, melaporkan pemilik akun media sosial Jonru Ginting karena ia menduga Jonru melakukan hate speech.

"Dalam kesempatan itu kalau diperhatikan komunikasi dia di acara talkshow, ada dugaan kuat postingan Jonru yang menuduh PBNU menerima Rp 1,5 triliun sebagai sogokan penerbitan Perppu Ormas. Itu disampaikan oleh saksi kami Guntur Romli, dan dia (Jonru) tidak membantah di situ," kata Muannas, Jumat (1/9/2017).

Tak puas dengan tuduhan tersebut, Muannas berusaha mengorek akun media sosial Jonru. Lantas ia berkesimpulan bahwa Jonru menyatakan asal usul Presiden Jokowi tidak jelas dalam akun media sosialnya.  Ia bahkan mengecam pihak kepolisian yang tidak mempermasalahkan aktivitas Jonru di media sosial.

"Terkesan polisi tak melakukan tindakan, untuk mencegah itu kita melaporkan. Karena itu bukan delik aduan, siapa pun bisa melaporkan, apalagi konten itu hate speech dan dugaan yang bernuansa SARA," kata Muannas.

Jonru

Muannas mengecam aktivitas Jonru yang dikenal kritis pada pemerintahan sebagai  provokator kebencian dan menuduh Jonru enggan melakukan klarifikasi kepada publik "Beda dengan akun ini, dia tak melakukan klarifikasi," ujar Muannas.

Jonru sebelumnya diundang untuk menghadiri ILC, dan sempat terlibat adu argemntasi dengan Akbar Faizal,salah seorang kader Partai NasDem. Bahkan Akbar sempat mengancam akan mempolisikan Jonru karena ia mengganggap tulisan Jonru di media sosial sebagai tindakan ujaran kebencian. Jonru tidak tinggal diam,ia lantas mengklarifikasi tuduhan tersebut dan menilai Akbar sengaja memelintir ucapannya di ILC.

Sejarah Hitam Nasdem

Mencuatnya NasDem dalam peta perpolitikan Indonesia tak lepas dari sejarah hitam. Berdasarkan pengkajian Redaksi Mediaoposisi.com, NasDem sendiri pada awalnya bukan partai politik dan tidak akan menjadi partai politik. Lalu NasDem mengingkari janjinya dan beralih menjadi Parpol.
"Saya tegaskan Nasional Demokrat akan tetap menjadi organisasi nirlaba dan tidak akan berubah menjadi partai politik," kata Surya Paloh di Ambon, Kamis (27/1/2011).

Surya Paloh

Dia menegaskan, Nasdem adalah gerakan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik.

"Nasdem menjadi sebuah organisasi yang bekerja keras untuk membangun rasa percaya diri masyarakat dan melakukan restorasi di berbagai lini. Visi Nasdem adalah memperkuat masyarakat demi Indonesia yang lebih baik," ujarnya

Tak lama setelah itu,NasDem justru dideklarasikan sebagai partai politik. Kontan,beberapa tokoh sentral mengundurkan diri karena kekecewaan terhadap ingkar janjinya NasDem tersebut. Sri Sultan HB X dan Hari Tanoe adalah 2 tokoh yang mundur dari banyak tokoh lain.

Semua berubah ketika, NasDem mendeklarasikan diri sebagai partai politik. Terlepas dari keluarnya beberpaa tokoh sentral ,kepercayaan publik terhadap NasDem semestinya menurun. Namun,ada sosok Surya Paloh yang memiliki peran sentral di Metrotv sehingga ia mampu memainkan opini di media dengan sangat indah. Puncaknya ketika Jokowi memenangkan pilpres 2014 lalu,NasDem bergabung dengan PDI-P dan beberapa partai lain dalam koalisi Indonesia hebat atau koalisi pro Jokowi.

Untungnya,Jokowi adalah orang yang berani melanggar janjinya kepada masyarakat hanya demi memberikan ucapan terima kasih kepada NasDem dan seluruh partai pendukungnya. Jokowi memberikan 2 kursi kementrian dan 1 posisi Jaksa Agung kepada NasDem, mengingkari janjinya saat kampanye.

NasDem : The Yes Man Party


Ramai Perppu Ormas, sikap NasDem sudah bisa ditebak dalam menyikapinya. Mendukung penuh penerbitan Perppu Ormas yang kontroversial dan dinilai represif tersebut.
Anggota Dewan Pakar Partai Nasdem, Taufiqulhadi menegaskan, pihaknya mendukung langkah Pemerintah dalam menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan.
"Nasdem akan mendukung Perppu tersebut," kata Taufiqulhadi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/7)

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mendukung dan menyambut baik keputusan pemerintah yang menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas).

"Kami menyambut baik dan menghargai upaya terobosan dan upaya pemerintah menerbitkan Perppu. Sesuatu yang diniatkan agar komitmen sistem dan nilai NKRI terpecahkan," katanya saat meninjau kampus Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem di Jakarta, Kamis (13/7).

Viktor Laiskodat 

Dukungan mati matian NasDem untuk Jokowi menuai bala. Kader NasDem Viktor Laiskodat tersandung kasus hate speech karena menuding sistem islam (khilafah) akan memaksa semua warga Indonesia beragama Islam dan memfitnah partai politik yang menolak Perppu Ormas.

Berikut isi penggalan pidato Victor yang tersebar :"Kelompok-kelompok ekstremis ini mau bikin satu negara lagi, tak mau di negara NKRI. Domo ganti dengan nama khilafah. Ada sebagian kelompok ini mau bikin negara khilafah. Dan celakanya partai-partai pendukung ada di NTT. Yang dukung khilafah ini ada di NTT itu nomor satu Partai Gerindra, nomor dua itu namanya Demokrat, partai nomor tiga itu PKS, nomor empat itu PAN. situasi nasional ini partai mendukung para kaum intoleran"."Catat bae-bae, calon bupati, calon gubernur, calon DPR dari partai tersebut, pilih supaya ganti negara khilafah. Mengerti negara khilafah? Semua wajib solat. Mengerti? Negara khilafah tak boleh ada perbedaan, semua harus solat. Saya tidak provokasi""Nanti negara hilang, kita bunuh pertama mereka sebelum kita dibunuh. Ingat dulu PKI 1965, mereka tidak berhasil. Kita yang eksekusi mereka. Jangan tolak Perppu nomor 2 Tahun 2017

Partai politik yang ia sebut lantas mengadukan Viktor ke Bareskrim dengan dugaan ujaran kebencian.
NasDem,berbeda dengan perlakuannya terhadap Patrice Rio Capella yang sempat tersandung kasus gratifikasi, NasDem justru membela mati matian Vitor Laiskodat.

NasDem tentu mendukung pernyataan Viktor dan menegaskan bahwa parpol yang menolak perppu ormas seabgai partai intoleran.

“Pasti (intoleran), kami tegas saja. Kalau soal toleran dan intoleran kan ada indikatornya, indikatornya apa. Artinya, Perppu Ormas ini kan untuk menghadapi ormas yang intoleran," kata Zulfan, di Kantor DPP Nasdem, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (7/8/2017) malam.

"Lalu, ada parpol yang bersikap abu-abu dalam konteks ini. Oleh karena itu bisa dianggap intoleran dalam konteks Pancasila dan UUD 1945," lanjutnya.

Hingga tulisan ini ditulis,Viktor masih melanggeng bebas berkeliaran di Indonesia tanpa terusik dan merasa berdosa kepada umat Islam. Sebagai parti pemerintah,tentu NasDem dapat dengan mudah memperoleh perlindungan dari penguasa atau minimal hukuman pada Viktor akan diringankan. Bila NasDem terusik,bukan tak mungkin dukungan kepada Jokowi pada 2019 akan dicabut.

Kecaman demi kecaman terus hadir dalam menyikapi pembelaan mati matian NasDem keada Viktor Laiskodat.

Gus Sholah

Dikutip dari republika.co.id, kalangan umat Islam terus mendesak peromohonan maaf dari Viktor dan penangkapan Viktor. Gus Sholah menilai Viktor harus meminta maaf kepada umat Islam terkait pidatonya tersebut.

"Mestinya iya (Victor minta maaf)," kata Gus Sholah,Jumat (14/8).
Dikutip dari republika.co.id, Habieb Rizieq pun mengeluarkan statemen menyikapi tingkah Viktor Laiskodat.

Pertama, Ketua Fraksi Nasdem itu adalah seorang Kristen ekstrem yang rasis dan fasis serta sangat anti-Islam. Padahal dalam agama Kristen tidak sekali-kali mengajarkan seperti itu.

Kedua, Habieb Rizieq menilai Viktor sengaja dan bermaksud jahat menghujat ajaran Islam tentang khilafah dan menistakannya serta mengategorikannya sebagai ajaran ekstrem dan radikal.

Tiga, lanjut Rizieq, Viktor telah memfitnah ajaran Islam tentang khilafah akan bubarkan NKRI dan tutup semua gereja, serta memaksa semua rakyat apapun agamanya untuk melaksanakan shalat.

"Padahal khilafah Islamiyah dalam ajaran Islam tidak pernah mengajarkan yang sedemikian rupa. Bahkan khilafah Islamiyah lahir dari ajaran Islam yang rohmatan lil 'alamin, melindungi semua manusia apapun suku, budaya dan agamanya," imbuhnya.

Habib Rizieq

Rizieq melanjutkan, Viktor telah melakukan kampanye politik kotor agar masyarakat tidak memilih partai-partai Gerindra, Demokrat, PKS dan PAN dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) maupun pemilihan legislatif (pileg) dengan dalih karena berada di belakang umat Islam yang mengamalkan ajaran Islam terkait khilafah.

Terakhir atau kelima, Rizieq menganggap Viktor secara provokatif, penuh kebencian dan permusuhan mengajak masyarakat secara terbuka agar membenci dan memusuhi serta membunuh semua umat Islam yang mengamalkan ajaran Islam terkait khilafah.

"Dengan kata lain, Vecky menyerukan pembantaian umat Islam karena mengamalkan ajaran agama Islam terkait masalah khilafah," ujar dia.

Masihkah anda sudi memberikan suara anda untuk NasDem dalam pileg,pilgub dan pilpres ? [MO]

 sumber : www.beritaislamterbaru.org