Pesan Tahun Baru dari Masjid an-Nabawi
10Berita, Oleh: Nashih Nashrullah, dari Madinah, Arab Saudi
MADINAH— Pelaksanaan shalat Jumat pertama pada Jumat awal pekan Muharram 1439 di Masjid an-Nabawi dipadati jamaah. Baik dari masyarakat lokal atau jamaah haji dari berbagai negara.
Pantauan Republika, jamaah haji dari berbagai negara berbondong-bondong menuju Masjid an-Nabawi sejak pukul 10.00 pagi waktu Arab Saudi. Panasnya cuaca tak menghalangi mereka datang lebih awal untuk mendapatkan tempat dan posisi shalat terbaik.
Suhu di Madinah Jumat (22/9) pagi mencapai 40 derajat Celsius, sedangkan pada siang hari mencapai 44 derajat celsius. Hingga pukul 11.30 ratusan ribu jamaah haji dari berbagai negara telah memenuhi Masjid an-Nabawi dan pelataran sekitarnya.
Meski tingkat kepadatan di Madinah tidak seperti masa sebelum puncak haji Agustus lalu, namun Masjid an-Nabawi tetap masih ramai sesak. Terutama jamaah dari India, Pakistan, dan Bangladesh.
Jamaah haji dari Turki, Afrika, dan Tiongkok juga terlihat di area Masjid. Jumlah jamaah haji Indonesia yang sudah berada di Madinah per 21 Agustus pukul 19.00 Waktu Arab Saudi, sebanyak 66.540 orang.
Pada pelaksanaan shalat Jumat pertama di pembuka tahun baru Hijriyah, 1439 ini, jamaah meluber hingga menempati emperan pertokoan di pinggiran Masjid an-Nabawi.
Dalam khutbahnya,
Imam Masjid an-Nabawi Madinah, Syekh Abdullah Bu'ayjan menekankan pentingnya memanfaatkan pergantian tahun baru Hijriyah tersebut sebagai momentum memaksimalkan waktu dan anugerah umur.
“Beruntung mereka yang manfaatkan waktu. Dan memperbaiki amal mereka,” kata dia.
Syekh Abdullah mengajak segenap umat Islam memperbaiki masa depan, terutama menyiapkan diri sebaik mungkin menghadapi kehidupan akhirat. Penyesalan terhadap penyia-nyiaan waktu dan hidup niscaya akan datang belakangan.
Syekh Abdullah mengutip ayat ke-56 surah az-Zumar. “Supaya jangan ada orang yang mengatakan: "Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah.”
Menurut Syekh Abdullah, bertambahnya tahun dan usia berarti berkurangnya umur. Sementara umur akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. “Usia remaja kita akan dipertanyakan dihabiskan untuk apa dan hidup ini ada pertanggungjawabannya,” kata dia.
Pada pengujung khutbahnya, Syekh Abdullah mengingatkan agar umat Islam tetap berpegang teguh kepada Alquran dan sunah Rasulullah SAW di tengah-tengah merebaknya fitnah belakangan ini. Dia juga meminta umat waspada adu domba dari propaganda media yang tidak bertanggungjawab
Sumber: Republika