OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 10 September 2017

Tiga Bulan Krisis Teluk, Begini Perkembangan Terakhirnya

Tiga Bulan Krisis Teluk, Begini Perkembangan Terakhirnya

 


Bendera negara-negara Teluk. (almokhtsar.com)

10Berita – Doha. Dalam waktu kurang dari 24 jam, krisis Teluk yang melanda sejak tiga bulan itu telah mengalami perkembangan pesat. Hal ini diketahui dengan intensitas komunikasi antara Amerika – Teluk.

Bahkan, keberadaan Amir Kuwait, Syeikh Sabah al-Ahmad al-Sabah di Washington, berhasil menghubungkan Amir Qatar, Syeikh Tamim Al Tsani dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman. Tentu saja hal itu dipandang sebagian pihak sebagai terobosan dalam Krisis.

Dilansir dari Aljazeera.net, Ahad (10/09/2017), pihak Gedung Putih telah mengumumkan, Presiden Donald Trump telah berbicara via sambungan telepon dengan pemimpin Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA). Namun, tidak disebut negara pemboikot lainnya seperti Mesir dan Bahrain.

Menurut keterangan, Trump menekankan pentingnya semua pihak untuk berkomitmen pada hasil KTT Riyadh. Seperti diketahui, KTT Riyadh menghasilkan kesepakatan terkait pemberantasan terorisme dan pemikiran ekstrimisme.

Trump juga menyebutkan, persatuan antara para sekutu AS di Arab sangat penting. Hal itu kaitannya untuk menghadirkan stabilitas regional serta menanggulangi ancaman Iran.

Sementara itu, kantor berita Qatar (QNA) pada dini hari tadi melaporkan, Amir Tamim dan Pangeran Muhammad telah berbicara melalui telepon. Kedua pihak disebut-sebut sepakat mengakhiri Krisis di meja perundingan.

Masih menurut QNA, Amir Qatar menyetujui usulan yang diberikan Pangeran Muhammad. Disebutkan, Pangeran mengusulkan adanya pertemuan utusan masing-masing negara untuk membahas hal-hal kontroversial dengan tidak melanggar kedaulatan negara lain.

Sedangkan kantor berita Saudi (SPA) menyebutkan, kedua pemimpin belum menyepakati persoalan utusan.

Namun, Saudi kemudian menarik sikapnya terkait membangun komunikasi dengan pihak Doha. Masih menurut SPA, seorang sumber dari Kemenlu Saudi menyebutkan telah menonaktifkan komunikasi apapun dengan Qatar hingga ada kejelasan sikapnya.

“Komunikasi (Amir Qatar dan Pangeran Saudi), berdasarkan permintaan Qatar dan permintaan mereka untuk berdialog dengan empat negara terkait tuntutan,” kata sumber yang enggan disebut namanya. Pernyataan ini tentu berbeda dengan pengumuman Qatar yang menyebut komunikasi itu berasal dari koordinasi yang dilakukan AS.

Perlu diketahui, Krisis Teluk sepertinya telah mencapai situasi beku. Hal itu memakas Amir Kuwait untuk pergi ke AS. Dalam konferensi pers di Washington, Amir Kuwait menegaskan, Trump siap untuk menjadi mediator seperti Kuwait. (whc/)

Sumber: Al-Jazeera, dakwatuna.com