OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 08 September 2017

Tolak Genosida Rohingya, Ikatan Dokter Anak Indonesia Boikot Kongres ASEAN di Myanmar

Tolak Genosida Rohingya, Ikatan Dokter Anak Indonesia Boikot Kongres ASEAN di Myanmar


10Berita – Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso menegaskan pihaknya tidak akan mengirimkan delegasi ke acara Kongres XVI Dokter Anak se-ASEAN yang akan berlangsung di Myanmar. Langkah tersebut dilakukan atas nama kemanusian dan bentuk simpatik terhadap kesengsaraan anak-anak Muslim Rohingya.

“Kami tidak kan mau duduk-duduk tertawa-tawa diskusi di hotel berbintang lima bersama kalian sementara ribuan anak-anak Rohingya kalian bikin sengsara di dekat lokasi kalian itu. Kami sungguh tak sudi,” tegas Piprim saat dihubungi Republika hari Jumat (8/9).

Rencananya, kongres bakal digelar dari tanggal 21-24 September, dengan tema memastikan pola hidup sehat dan mempromosikan kesejahteraan anak-anak ASEAN. Tentu saja hal ini bertentangan dengan fakta kesejahteraan anak-anak Muslim minoritas Rohingya yang masa depannya terancam akibat genosida yang sedang berlangsung, serta mendapat kecaman langsung oleh Paus Fransiskus.

“Masyarakat internasional pun tidak hanya di Indonesia memprotes kebiadapan rezim Myanmar terhadap Rohingya. Tidak hanya orang-orang dewasa tapi juga anak-anak yang menjadi korban,” keluh Piprim.

Piprim mengaku awalnya pihaknya akan mengikuti kongres tersebut. Hanya saja ada masukan dari beberapa rekan IDAI mempertanyakan kongres di Myanmar itu.

Terlepas dari etnis Rohingya yang beragama Islam, tragedi di Rakhine adalah tragedi kemanusiaan. Sehingga tidak logis ada satu kongres dokter anak yang temanya mensejahterakan kehidupan anak-anak ASEAN di negeri yang membunuhi anak-anak itu sendiri.

“Saya tidak berbicara bahwa dia muslim kalaupun mereka non-muslim saya pun tidak akan datang. Jadi ini lebih ke sisi kemanusiaannya bukan dari sentimen agama. IDAI berdiri di atas semua agma dan golongan,” tegas Piprim.

Hal senada juga disampaikan oleh dokter Arifianto. Dia mengaku sangat mendukung dan mengapresiasi langkah IDIA untuk tidak mengirim delegasi ke kongres anak di Myanmar. Menurutnya hal itu sebagai sikap dokter anak di Indonesia terhadap tragedi kemanusiaan di Myanmar. “Saya apresiasi dan dukung sikap IDIA ini. Karena bagaimanapun juga anak-anak Rohingya saat ini hidup sangat sengsara karena tragedi kemanusiaan ini,” tutup Arifianto. (Rol/Ram)

Sumber: rol, eramuslim