Alquran Sebut Syukur dan Bala’ 75 Kali, Apa Hikmahnya?
10Berita , BOGOR – Alquran menyebut kata “syukur” sebanyak 75 kali. Alquran pun menyebut kata “bala’” (ujian atau cobaan) 75 kali. Tentunya ini bukan hal kebetulan.
“Alquran menyebut kata ‘syukur’ dan ‘bala’’ masing-masing 75 kali. Tentunya ini ada hikmahnya. Hikmahnya adalah manusia yang pandai bersyukur kepada Allah, hidupnya tercegah dar segala malam bala’ atau musibah dan ujian,” kata Habib Abdurrahman Al-Habsy saat mengisi pengajian guru Sekolah Bosowa Bina Insani di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani, Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/10) pagi.
Sebaliknya, Abdurrahman menambahkan, orang yang hidupnya kurang bersyukur dan pandai mengeluh, maka hidupnya tidak akan bahagia. “Manusia yang tidak pandai bersyukur , hidupnya akan akrab dengan musibah dan bencana,” ujarnya.
Syukur, kata Abdurrahman, merupakan maqam (kedudukan) yang tinggi di sisi Allah. Syukur merupakan tanda pengabdian seorang hamba kepada Allah. Syukur adalah tanda penghubung seorang hamba kepada Tuhannya.
Hal itu dikemukakan dalam salah satu ayat Alquran yang artinya, “Dan bersyukurlah kepada Allah, jika hanya kepada Allah kamu menyembah.” (QS Al-Baqarah: 72)
Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah SAW menegaskan, “Manfaatkanlah yang lima sebelum datang lima perkara yang lain: mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu senggangmu sebelum kesibukanmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR Baihaki).
“Kalau kita cermati, hadits Rasulullah SAW mengajari kita untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Pemanfaatan waktu dengan sebaik mungkin itu merupakan maifestasi dari rasa syukur kepada Allah,” kata Abdurrahman.
Ia juga mengutip Surat Ibrahim ayat 7 yang artinya, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
“Redaksi ayat ini bersifat umum dan berlaku bagi siapa saja. Intinya adalah siapa pun yang pandai bersyukur kepada Tuhan, apa pun latar belakang agama dan kepercayaannya, Allah tambahkan nikmatnya di dunia,” tuturnya.
Karena itu, kata Habiburrahman, setiap Muslim harus selalu memelihara energi syukur dalam hidupnya. “Hendaklah sebagai Muslim kita selalu bersyukur ‘ala kulli hal (dalam setiap keadaan). Energi syukur perlu terus kita jaga, bahkan tingkatkan. Itulah jalan hidup bahagia di dunia maupun akhirat,” papar Habib Abdurrahman Al-Habsy.
Sumber :Republika