Amunisi Senjata Brimob Mematikan, Kapuspen: Luar Biasa, TNI Tak Punya Seperti Itu
10Berita~ Jakarta – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Wuryanto menyebut amunisi senjata yang diimpor Korps Brimob luar biasa. Bahkan, TNI pun tak memiliki senjata mematikan itu.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Wuryanto menggelar jumpa pers terkait senjata Stand Alone Grenade Lancher (SAGL) impor yang dibeli Koprs Brimob baru-baru ini. Menurutnya, amunisi senjata itu mematikan.
“Amunisi yang dibeli Brimob merupakan munisi tajam, yang memiliki radius mematikan 9 meter dengan jarak capai 400 meter,” kata Wuryanto di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Selasa.
Kapuspen TNI menjelaskan amunisi senjata itu dapat meledak dua kali. Dari ledakan itu timbul pecahan logam-logam kecil yang dapat melukai dan mematikan. Bahkan, amunisi ini bisa meledak sendiri tanpa benturan setelah 14-19 detik lepas dari laras senjata.
“Ini luar bisa. TNI tidak punya senjata seperti itu,” ungkap Wuryanto.
Munisi senjata Stand Alone Grenade Lancher (SAGL) milik Brimob itu tergolong amunisi tajam yang ukurannya tidak sesuai standar. Apabila mengacu Inpres nomor 9 tahun 1976 tentang pengawasan dan pengendalian senjata api, maka kaliber munisi Brimob ini sudah masuk standar militJer, yakni 5,56 mm.
Karenanya, Wuryanato menjelaskan meski senjata SAGL sudah diserahkan ke kepolisian, tetapi ribuan amunisinya sejak Senin malam (9/10) dipindahkan ke Mabes TNI. “Polri masih bisa menggunakan senjata SAGL, yang munisinya diganti granat asap yang sesuai standar nonmiliter,” tuturnya.
Kapuspen tak menjelaskan berapa lama amunisi itu disimpan di gudang senjata Mabes TNI. “TNI bertanggung jawab dalam pengamanan selama penyimpangan. Pasti aman disimpan di gudang amunisi TNI karena gudang amunisinya sudah memiliki standar keamanan,” tandas Wuryanto.
Sumber: Antara
Editor: Imam S.
Sumber: Kiblat.