OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 01 Oktober 2017

Antara Ujian, Rasa Takut dan Kesabaran

Antara Ujian, Rasa Takut dan Kesabaran

10Berita – Allah SWT telah menetapkan sebuah tujuan pasti dari penciptaan manusia di muka bumi ini. Hal ini disampaikanNya dalam surat Al Mulk ayat 2, “Dialah yang menjadikan kematian dan kehidupan, untuk menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya, dan Dia maha Perkasa lagi maha Pengampun.”

Imam As Syaukani dalam kitab tafsirnya Fathul Qadirmenyebutkan beberapa penafsiran para ulama mengenai kata “kematian” dan “kehidupan” pada ayat tersebut. Ada yang menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan kematian adalah kematian di dunia, sedangkan kehidupan adalah kehidupan di akhirat kelak. Dan ada pula yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kematian adalah sperma, segumpal daging, dan segumpal darah, sedangkan kehidupan adalah ketika Allah menjadikan dari ketiga hal tadi seorang manusia dan meniupkan ruh ke dalamnya.

Namun terlepas dari mana pendapat yang kita pilih, hal itu tidak merubah kenyataan bahwa tujuan dari adanya kematian dan kehidupan adalah untuk menguji atau menentukan siapa saja manusia-manusia yang paling baik amalannya, siapa saja yang paling banyak mengingat dan takut akan kematian, siapa saja yang paling bersegera dalam ketaatan kepada Allah SWT, serta siapa saja yang paling mampu menahan diri dari perkara-perkara yang diharamkan Allah SWT.

Sehingga pada titik akhirnya nanti Allah SWT akan menentukan siapa-siapa saja yang layak untuk masuk dalam golongan yang disebut dalam surat Al Fajr ayat ke 29 dan 30,

“Maka masuklah ke dalam (kumpulan) hamba-hambaKu. Dan masuklah ke dalam surgaku.”

Lalu perihal bagaimana bentuk ujian yang diberikan Allah SWT kepada manusia dalam menjalani kehidupannya di muka bumi ini, Allah SWT merincikannya dalam surat Al Baqarah ayat 155,

“Dan sungguh kami akan mengujimu dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan dalam hal harta, jiwa, dan buah-buahan, dan berilah kabar gembira terhadap orang-orang yang bersabar”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa bentuk-bentuk ujian yang akan dihadapi manusia berkisar pada lima hal, yaitu diselimuti rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, berkurangnya jiwa, serta kurangnya persediaan buah-buahan.

Sahabat Ibnu Abbas RA mempunyai penafsiran yang cukup bagus mengenai “ketakutan” serta “kelaparan”. Sebagaimana dikutip oleh Imam Muhammad Al Qurthubi dalam kitabnya Al Jami’ liahkamil Qur’an, bahwa ketakutan adalah rasa takut terhadap musuh serta kengerian dan kepanikan di medan perang. Sedangkan yang dimaksud dengan kelaparan adalah kelaparan yang disebabkan kekeringan dan hilangnya sumber-sumber air.

Adapun “kekurangan harta” Imam Al Qurthubi sendiri memberikan penafsiran bahwa kekurangan harta di sini disebabkan oleh kesibukan kaum muslimin dalam memerangi orang-orang kafir. Sedangkan Imam As Syafi’i menjelaskan bahwa penyebab kekurangan harta di sini adalah terbebaninya kaum muslimin dengan kewajiban zakat. Sehingga kesediaan serta kelapangan hati seorang muslim ketika harus mengurangi sebagian harta yang dimilikinya untuk membayar zakat merupakan sebuah ujian tersendiri.

Lalu mengenai “berkurangnya jiwa”, Ibnu Abbas RA menyatakan bahwa hal ini disebabkan banyaknya kaum muslimin yang mati terbunuh di medan jihad. Adapun Imam As Syafi’i berpendapat bahwa penyebabnya adalah menyebarnya wabah penyakit.

Dan terakhir mengenai “kekurangan buah-buahan”, menurut Imam As Syafi’i kata itu merupakan kiasan yang bermakna kematian anak-anak kaum muslimin, karena anak merupakan buah hati seseorang. Adapun Ibnu Abbas RA memaknainya sebagai sedikitnya tumbuhan yang merekah tumbuh serta terputusnya barakah Allah SWT.

Sejatinya tidak ada masalah mengenai perbedaan penafsiran di antara Ibnu Abbas RA dan Imam As Safi’i. Karena mereka menyajikan pendapat yang tidak saling bertentangan justru saling melengkapi.

Dan yang terpenting adalah dengan mentadabburi surat Al Baqarah ayat 155 ini, kita dapat memahami dengan penuh kesadaran dan keimanan bahwa segala kesusahan dan kesulitan yang kita kaum muslimin rasakan hari ini sejatinya memang merupakan bagian dari rencana Allah SWT.

Kita tak perlu berputus asa dan terlalu larut dalam kesedihan ketika melihat kelaparan yang mendera anak-anak Suriah, ketakutan yang membayangi muslim Rohingya, kematian anak-anak Palestina setiap harinya, mulai berkurangnya rasa aman dai-dai kita dalam menyampaikan kebenaran di negeri mayoritas muslim ini, serta gagal panennya petani-petani negeri ini yang hampir seratus persen beragama Islam.

Karena semua itu sejatinya adalah bentuk-bentuk ujian yang menjadi sarana Allah SWT untuk menyeleksi siapa saja yang berhak meraih keridhaan dan surganya kelak. Dan untuk mencapainya kita hanya perlu bersabar dalam menghadapi ujian-ujian tersebut. Sebagaimana kalimat penutup dalam ayat tersebut: “dan berilah kabar gembira terhadap orang yang bersabar.”

Ya, kita hanya perlu bersabar. Bersabar untuk tidak menyalahkan Allah SWT serta bersabar dalam menjalani ketaatan kepada Allah SWT. Ketaatan terhadap apa-apa yang disyariatkan Allah SWT untuk mengatasi dan menghilangkan kesulitan-kesulitan tersebut.

 

Penulis : Rusydan Abdul Hadi

Sumber: Kiblat.