OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 13 Oktober 2017

Borobudur Bukti Kebesaran Islam di Indonesia?

Borobudur Bukti Kebesaran Islam di Indonesia?

10Berita, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zaini mengatakan, Candi Borobudur merupakan salah satu bukti kebesaran Islam di Indonesia. Karena, menurut dia, umat Islam juga turut menjaga dan merawat warisan budaya tersebut.

Helmy juga menceritakan kekagumannya terhadap almarhum Gus Dur yang juga pernah menyebut salah satu bukti kebesaran Islam di Indonesia adalah Candi Borobudur. Namun, ia mengaku, saat itu belum menangkap pesan Gus Dur tersebut.

"Memang Borobudur itu bukti kebesaran Islam di Indonesia di mana umat Islam ikut merawat, mengunjungi dan menjaganya. Coba kalau di Jeddah? Jangankan candi, situs-situs bersejarah seperti rumah Sayyidah Khodijah hilang," ujarnya saat membuka festival sastra religi di Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar Jombang, Kamis (12/10).

Menurut dia, berdasarkan penelitian situs bersejarah di Arab Saudi saat ini sudah tinggal 30 persen. Karena itu, agar tidak terjadi seperti di Arab Saudi, situs bersejarah di Indonesia harus tetap dijaga.

Dalam sambutannya, Helmy juga menyampaikan bahwa kegiatan festival sastra religi tersebut merupakan salah satu aksi nyata menjaga peradaban Islam di Indonesia. "Kegiatan festival sastra religi ini salah satu bentuk nyata menjaga kebesaran peradaban Islam di Indonesia. Komitmen pesantren tidak perlu dipertanyakan lagi," ucapnya.

Sementara, Pengasuh Ponpes Sabilurrosyad Kota Malang yang mengisi ceramah dalam festival religi tersebut, KH Marzuki Mustakmar menjelaskan, keunggulan pesantren dibandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya. Menurut dia, selama ini, pesantren telah mengajarkan kejujuran dalam ilmu pengetahuan Islam.

"Pesantren mengajarkan kejujuran, fair play apa adanya ajaran Islam tidak dikurangi tidak ditambah. Saya pernah beli kitab Shohih Bukhori dan Shohih Muslim di Arab Saudi, cetakan sana ternyata ada hadis yang dihilangkan karena menyesuaikan kemauan," katanya.

Sumber: Republika