OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 27 Oktober 2017

Dampak Reklamasi, Pakar Kelautan: Teluk Jakarta Jadi Comberan Besar

Dampak Reklamasi, Pakar Kelautan: Teluk Jakarta Jadi Comberan Besar

10Berita , Jakarta – Pakar Kelautan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Alan Koropitan mengatakan pembangunan reklamasi akan mengakibatkan laut akan semakin tercemar. Ditambah pembuatan tanggul yang justru memperparah kondisi teluk, menjadi comberan besar.

“Pembuatan tanggul itu memperparah pembuatan teluk, karena itu seperti danau yang seperti comberan. Saat ini saja sudah tercemar apalagi ditambah reklamasi,” ujar Alan dalam diskusi ‘Selamatkan Teluk Jakarta’ di Kantor LIPI, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (26/10/2017).

Ia mengatakan sedimentasi atau pengendapan itu terjadi karena keberadaan 17 pulau baru yang dapat memperlambat kecepatan arus. Selain itu reklamasi pulau menurutnya dapat menurunkan waktu retensi untuk mencuci bahan pencemar yang masuk dari daratan dan sungai.

“Hasil simulasi sebelum dan sesudah adanya pulau reklamasi secara keseluruhan 17 pulau menunjukan semakin lamanya ‘waktu cuci’ alami teluk dalam mengencerkan material yang masuk, dalam hal ini sedimen, logam berat dan bahan organik,” jelasnya.

Alan melanjutkan pencemaran tersebut mengakibatkan sedimentasi yang makin bertambah 50-60 cm per tahun. “Kajian dari DHI (2012) menyebutkan sedimentasi akan meningkat menjadi 50-60 cm per tahun di sekitar pulau-pulau reklamasi tersebut,” kata Alan.

Sedangkan jika kedalaman pulau-pulau reklamasi atau daratan utama awalnya 2 meter, maka dalam 2 tahun akan turun atau menjadi dangkal sekitar 1 meter. Selain itu adanya pembangunan Giant Sea Wall berdasarkan kajian Van der Wulp et al (2016) akan menjadikan ‘comberan’ besar jika tidak ada infrastruktur pengolahan air limbah perkotaan.

“Jadi memang benar bahwa Teluk Jakarta sudah tercemar, tetapi reklamasi 17 pulau akan menambah tingkat pencemaran itu. Penambahan Giant Sea Wall (GSW) juga akan lebih menambah kadar pencemaran dan danau buatan di sebelah dalam GSW tidak bisa diandalkan menjadi sumber air bersih,” ungkapnya.

Reporter: Hafidz Salman
Editor: M. Rudy

Sumber :Kiblat.