OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 27 Oktober 2017

Dianggap Gagal Tangani Konflik Rohingya, Nama Suu Kyi Dihapus dari Almamaternya

Dianggap Gagal Tangani Konflik Rohingya, Nama Suu Kyi Dihapus dari Almamaternya


10Berita,Gelar kehormatan yang sempat diberikan oleh St. Hugh College kepada Aung San Suu Kyi telah resmi dicabut. Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap sang Penasehat Negara yang telah dianggap lalai dalam mengatasi konflik kemanusiaan yang menimpa warga Rohingya.

Namun selain pencabutan gelar kehormatan, para mahasiswa yang tengah menuntut ilmu di universitas tersebut baru-baru ini juga menggelar sebuah forum untuk mengkritik Suu Kyi.

Di dalam forum tersebut, seperti dirilis Huffington Post, Sabtu (21/10/2017), para pengurus St. Hugh College sepakat untuk menghilangkan nama Aung San Suu Kyi dari sebuah ruangan. Selain itu, kampus tersebut juga telah menurunkan foto Suu Kyi dari pintu masuk kampus, setelah Suu Kyi dianggap tak bisa menyelesaikan konflik kemanusiaan di Negara Bagian Rakhine.

Sebelumnya, Suu Kyi sempat tercatat sebagai mahasiswa di St. Hugh College pada tahun 1960-an dan sempat dipuji
sebagai salah satu tokoh dunia terpenting yang pernah menimba ilmu di kampus yang berlokasi di Kota Oxford, Inggris itu.

Dirinya juga menjadi salah seorang sosok yang kerap menjadi perbincangan oleh para mahasiswa di sana saat meraih Penghargaan Nobel selama menjadi tahanan rumah selama 15 tahun saat Myanmar diperintah oleh junta militer.

Namun kini nama baik Suu Kyi tercoreng seiring dengan kegagalannya mengatasi krisis kemanusiaan yang terjadi di Negara Bagian Rakhine. Ia juga dianggap tak bisa bersikap tegas, karena tak mau mengeluarkan kutukan terhadap aksi militer Myanmar yang represif terhadap warga Rohingya.

Sebelumnya, ketidaktegasan Suu Kyi juga dikritik oleh sesama peraih Nobel Perdamaian, yaitu Malala Yousafzai dan Uskup Desmond Tutu. Menurut keduanya, Suu Kyi harus segera mengeluarkan kutukan terhadap pembantaian massal yang menimpa warga Rohingya.

Sayangnya, kutukan tersebut tak kunjung dinyatakan oleh Suu Kyi, meskipun dirinya berjanji akan segera menggelar penyelidikan terhadap dugaan terjadinya pembantaian massal di Negara Bagian Rakhine dan membentuk badan kemanusiaan untuk menolong warga Rohingya yang tak memiliki akses ke sumber air dan makanan.

Sumber : muslimbersatu.net