OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 03 Oktober 2017

Gus Mus: Hindarkan dari Sikap Saling Menyalahkan

Gus Mus: Hindarkan dari Sikap Saling Menyalahkan

10Berita, SEMARANG -- Budayawan yang juga pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibien Rembang KH A. Mustofa Bisri yang akrab disapa Gus Mus mengajak masyarakat menghindarkan diri dari sikap saling menyalahkan. "Orang Islam itu terbagi dua, yakni yang 'njobo njero' (luar dalam) namanya mukmin dan yang luar tok namanya munafik," katanya saat seminar kebangsaan di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang di Semarang, Senin (2/10).

Namun, kata Gus Mus, tidak kemudian bisa dengan mudah mengatakan seseorang yang masih berada dalam koridor sebagai orang Islam tersebut sebagai munafik yang definisinya adalah percaya di luar tetapi tidak di dalam. Sementara ini, dia mengingatkan, manusia hanya bisa melihat sesuatu sebatas dari luarnya atau lahiriyah, sementara apa yang di dalam atau bersifat batiniyah tidak bisa sehingga tidak semestinya kemudian saling menyalahkan.

"Kalau ada orang yang dengan mudah mengatakan orang lain munafik, menurut saya terlalu angkuh. Sebab, tidak ada orang yang tahu dalamnya orang. Kalau ciri-cirinya, iya, sudah diberitahu Rasulullah," ucapnya.

Menurut dia, ulama, ustaz, akademisi atau siapapun yang berbicara tentang Islam pasti mengatakan pedomannya adalah Alquranul Karim, tetapi apakah kelakuan dan perbuatannya sudah sesuai dengan apa yang dipedomani. "Sekarang ini, yang namanya survei kan luar biasa. Pemilihan kepala daerah (pilkada), pemilihan presiden (pilpres) belum selesai sudah bisa mengetahui siapa pemenangnya. Tulung itu disurvei umat Islam di Indonesia," katanya.

Yang perlu disurvei, kata Gus Mus, berapa persen dari umat Islam yang mayoritas di Indonesia yang bisa membaca Alquran, kemudian dari yang bisa membaca Alquran disurvei berapa persen yang mengerti makna Alquran. "Dari sekian yang ngerti maknanya (Alquran, red.), berapa persen yang mengamalkannya? Kalau ada penelitian seperti itu, Insya Allah bisa menyelesaikan masalah keindonesiaan karena di Indonesia mayoritas umat Islam," katanya.

Untuk itulah, Gus Mus mengajak para pemimpin yang muslim di Indonesia untuk tidak lepas dari Alquran sebagai pedomannya, sebab Alquran mengajarkan sebaik-baiknya keteladanan dan tuntunan sebagaimana kepemimpinan Rasulullah SAW.

Yang pasti, kata ulama kharismatik itu, Alquran dan Islam adalah rahmat bagi semesta alam yang ajarannya sangat indah membangun relasi setara dalam hubungan sesama manusia dengan tidak saling menyalahkan, apalagi mengafirkan.

Rektor Unissula Semarang Anis Malik Thoha mengatakan pemimpin dalam konteks sekarang ini semestinya wajib mengamalkan Pancasila yang konsep lima silanya sama sekali tidak berlawanan dengan Alquran.

"Pemimpin wajib mengamalkan Pancasila. Konsep lima sila dalam Pancasila sama sekali tidak berlawanan dengan Alquran. Umat Islam layak mengamalkannya, di samping tetap menjunjung tinggi perintah Tuhan," katanya.

Seminar kebangsaan yang berlangsung di Masjid Kampus Unissula Semarang dan dimoderatori budayawan Prie G.S. dihadiri ribuan mahasiswa, dosen, dan karyawan Unissula, termasuk Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko.

Sumber : Republika

Related Posts:

  • Respons Kafir Menghadapi MalaikatRespons Kafir Menghadapi Malaikat 10Berita,  JAKARTA -- Sebaliknya, deretan pertanyaan serupa juga disodorkan kepada orang-orang kafir. Jawaban yang keluar dari lisan mereka hanyalah ketidaktahuan dan kebodohan. Ak… Read More
  • inilah Pola Makan Rasulullah SAWinilah Pola Makan Rasulullah SAW 10Berita – “Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebu… Read More
  • Makkah dan Madinah Mercusuar Aktivitas Intelektual Makkah dan Madinah Mercusuar Aktivitas Intelektual 10Berita,  JAKARTA -- Makkah merupakan kota kelahiran Nabi Muhammad SAW. Di sini pula lokasi Ka'bah, Masjid al-Haram, kawasan suci bagi umat Islam. Bagaimanapun, b… Read More
  • Jejak Sang Mantan Mentan Jejak Sang Mantan Mentan 10Berita~Saat itu entah Ramadhan tahun 2008 atau 2009 saya agak lupa. Dipenghujung malam lailatul qadr saya memutuskan untuk beritikaf di Masjid Bank Indonesia.Di Masjid itu yang unik adalah shalat qi… Read More
  • Ibu, Benteng Awal Menolak Kabar Hoax pada Keluarga Ibu, Benteng Awal Menolak Kabar Hoax pada Keluarga Hiruk-pikuk kondisi negeri akhir-akhir ini membuat golongan emak-emak naik pitam. Gimana enggak kalau ternyata untuk sejumput garam saja susah sekali didapat. Sekalinya ada … Read More