OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 09 Oktober 2017

KH.Arifin Ilham: Publikasi Pernikahan itu Ajaran Islam untuk Hindari Fitnah

KH.Arifin Ilham: Publikasi Pernikahan itu Ajaran Islam untuk Hindari Fitnah


10Berita~JAKARTA , Ibadah poligami KH. Arifin Ilham menjadi sorotan dan polemik publik, terutama setelah beliau menshare sejumlah foto kebersamaannya dengan ketiga istri di media sosial.

Tidak sedikit masyarakat yang mendukungnya, akan tetapi, ada pula masyarakat yang berpandangan negatif terhadap syariat poligami itu. Beragam hujatan dilontarkan, diantaranya adalah tuduhan pamer.

Menanggapi hal tersebut, Pimpinan Majelis Zikir Az Zikra menjelaskan bahwa publikasi pernikahan merupakan syariat Islam yang diharuskan bagi umatnya.

"SubhanAllah sahabat sholehku, sungguh Islam mengajarkan umatnya supaya pernikahan itu dipublikasikan," kata Arifin itu melalui pesannya yang diterima voa-islam.com, pada Senin (9/10/2017).

Arifin menyitir hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi berbunyi, “A’linuu haadzan-nikaaha waj-‘aluuhu fi’l-masaajidi wadh-ribuu ‘alaihid-dufuufa. "Umumkanlah pernikahan, selenggarakanlah di masjid dan bunyikanlah  tetabuhan, "kutip Arifin menerjemahkan.

Arifin juga mengutip hadist Rasulullah Saw riwayat dari Ummu Salamah Ra yang berbunyi, “Kumandangkanlah pernikahan dan rahasiakanlah peminangan”.

"Sebaliknya, sembunyi-sembunyi bukan hanya jauh dari sunnah apalagi syiar, malah justru menimbulkan mudhorot besar dan banyak fitnahnya,"jelas Arifin.

Padahal, katanya lagi, orang yang tidak mempublikasi pernikahan itu berjalan dengan istrinya. Namun, karena tidak tersiar status pernikahannya, akhirnya pasangan tersebut difitnah berzina.

"Jelas salah yang memfitnah, tetapi juga salah yang tidak mengumumkan pernikahannya, karena membuka peluang fitnah,"ungkapnya.

Dakwah adalah Teladan

Menurut Arifin, dakwah terbaik bukan hanya memberi contoh, tetapi menjadi contoh nyata. Ia menjelaskan bawa Rasulullah Saw pernah menggendong sayyidah Aisyah RA saat menyaksikan perlombaan kuda, mengangkat sayyidah Shofiyyah naik onta dan banyak lagi kisah indah Rasulullah Saw.

Ia menyitir hadist dari Zaid bin Tsabit, ia berkata tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam : “Beliau orang yang suka bercanda dengan istrinya” (HR Bukhari)

"Jelas,  ini tontonan terindah bagi para sahabat yang menyaksikan ini, tetapi menjadi tuntutan dakwah dan uswah hasanah terindah bersikap terbaik kepada keluarga dihadapan umat, tontonan pun berubah menjadi tuntunan mulia," tutur Arifin.

Apalagi, tambah Arifin,  dakwah di era media sosial benar - benar tantangan besar bukan lagi "katanya atau kisahnya saja, mana buktinya?!" Karena itulah, beber Arifin, dibutuhkan bukti contoh nyata bahwa Syariat Allah itu memang sangat membahagiakan bagi hamba-hamba yang beriman kepada-Nya dan Rasul-Nya.

"Jangan bermesraan bercumbu rayu dipublikasikan, jelas ini sangat memalukan, tetapi kebahagiaan, kebersamaan dan pendidikan yang menjadi contoh kebaikan hidup berumah tangga,"katanya.

Poligami Syar'i

Sementara itu,  Arifin juga menjelaskan cara poligami yang bdnar menurut syariat. Ia menerangkan bahwa poligami hanya bagi yang mampu dengan syarat-syarat yang sangat berat, terutama kesiapan istri pertama dan keluarga. Kalau tidak siap dan tidak mampu melakukannya, malah berakibat hancurnya bahtera rumah tangga.

"Untuk apa poligami kalau hanya berakhir dengan hancurnya rumah tangga", maka bersabarlah dan berbahagialah dengan cukup satu Istri saja!"cetusnya.

Arifin mengungkapkan, apabila hati bersih karena keindahan imannya, maka ia memandang apapun dengan bersih pula, penuh dengan kebaikan, kesantunan bahasa dan kemuliaan bersikap. Tetapi sebaliknya, kalau hati itu kotor, maka ia akan memandang apapun dengan buruk sangka, bahasa kedengkian dan penuh hujatan kebencian.

Pepatah arab mengatakan, "Kalau hati sudah ridho disebut namanya saja sudah senyum senang, tetapi kalau hati sudah benci melihat gantungan bajunya saja sudah manyun ingin membuangnya".

" Allahumma ya Allah, maafkanlah sahabat hamba yang memfitnah hamba, maafkan sahabat hamba yang menghujat hamba, hamba yang difitnah dan dihujat ikhlas rela memaafkannya karena cinta sayang hamba pada mereka dan umat nabi Muhammad SAW karena Engkau...aamiin. Semoga Allah selalu berkahi persahabatan dan harakah da'wah kita...aamiin," pungkasnya. (bilal/

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Sumber: voa-islam