Kisah Masuk Islamnya Yogi Setiady Buktikan Kalau Agama Itu Bukan Warisan
Kemarin siang telah bersyahadat seorang Anak bernama Yogi Setiady, usianya baru 8 tahun, duduk di kelas 2 SDN 18 Sukabangun, Ketapang.
Yogi diantar sendiri oleh Eriyanti (44) ibu kandungnya yang masih beragama kristen ke KUA Delta Pawan dengan maksud mengantar anaknya bersyahadat, syahadat dibimbing ketua KUA Kecamatan Delta Pawan, M Syafi’ie dan disaksikan Eka Candra Sari guru sekolahnya (telepon : 0534 3036325)
Ayah dan Ibunya telah mengikhlaskan anak tsb utk memeluk Islam, karena setiap saat terus-menerus “memaksa” Ayah dan Ibunya agar dia diijinkan masuk Islam. Yogi rajin ke surau setiap Shalat lima waktu, belajar mengaji dan Sholat.
Ketika di tes soal ngajinya, Yogi sudah hafal surah Al Fatihah, Al Ikhlas, An Nas, Al Falaq, Ayat Kursi, do’a untuk orang tua, do’a makan, dan lain sebagainya. Ditanya cita-citanya, dengan tegas Yogi menjawab ingin menjadi Ustadz.
Pembacaan dua kalimat syahadat yg disaksikan oleh guru sekolahnya berlangsung sempurna karena Yogi memang sudah hafal syahadat bahkan tahu dengan artinya.
Ibu Yogi menceritakan kisah Yogi:
Sejak kecil ketika baru pandai berbicara Yogi memang suka pada hal-hal terkait Islam. Misalnya ketika melihat Masjid menurutnya Yogi pasti senang dan selalu menyebut ada alaaba. “Maksudnya itu Allahu Akbar,” tuturnya.
Sedangkan ketika diajak ke gereja Yogi selalu menolak, menangis dan ngajak keluar mau pulang. Kemudian ketika dibawanya pulang ke kampung halamannya di hulu yang banyak anjing dan babi Yogi juga tidak suka dan takut tersentuh anjing atau babi.
Bahkan ketika mereka makan daging babi tapi Yogi sejak kecil pun tidak pernah mau makan babi. Namun ketika ada tetangganya di Ketapang ada acara seperti selamatan. Maka Yogi selalu mengajaknya untuk pergi ke acara tersebut.
“Katanya ayo ma kita pergi ke tempat orang amin-amin. Saya tanya di mana, katanya itu menunjukkan tempatnya, ternyata tempat orang Muslim selamatan gitu,” kenangnya.
Kemudian ketika awal Yogi masuk sekolah menurutnya Yogi beberapa kali diberi tahu gurunya agar ke luar kelas. Lantaran Yogi ketika itu bukan beragama Islam. “Tapi Yogi itu tak mau keluar malah mau belajar Agama Islam,”
Yogi juga sering meminta izin kepadanya untuk ikut teman-temannya mengaji dan solat. Lantaran merasa berbeda keyakinan ia awalnya melarang Yogi.
“Saya bilang tak boleh, kita kan beda, tak sama, saya bilang gitu,” ungkapnya.“
Tapi Yogi bilang mau ikut Islam saja. Di rumah ini kan ada handuk sering dibuatnya alas untuk sajadah, dia belajar sembahyang sendiri. Bahkan dia selalu mengajak teman-temannya seperti solat di rumah ini dan dia imamnya,” tuturnya, kejadian itu pernah juga direkam abang Yogi.
Kemudian ketika masih kelas satu SD Yogi juga selalu menghilang dari rumahnya, sore menjelang Magrib dan siang Jumat.
“Pas Jumat tak sengaja melihat seperti Yogi pakai kopiah dan baju koko,” jelasnya.
“Ternyata benar dan ketika pulang saya tanya dari mana, katanya dari masjid. Rupanya dia minjam baju kawannya untuk Solat Jumat. Saya bilang benar-benar Yogi, nanti kamu masuk Islam, dijawabnya dia memang mau masuk Islam,” lanjutnya.
Di sekolah pun tak mau belajar agama kami, dia hanya mau belajar pas pelajaran agama Islam,” tambahnya.
Kemudian pernah juga tetangganya mengatakan kalau Yogi menghilang sore maka degar saja di Surau. Jika ada suara orang ngaji dan salawat itu adalah Yogi.
Ia menambahkan hingga belum lama ini Yogi memaksa minta disunat dan disahkan untuk memeluk agama Islam.
“Jadi kita orangtua mengikhlaskannya. Hanya saya berharap setelah anak saya masuk Islam begini,” tegasnya.
“Maka ia harus dibimbing dengan sebenar-benarnya untuk memperlajari agama Islam. Jangan nanti malam dilepas dan dibiarkan begitu saja,” harapnya mendampingi Yogi.
Yogi menegaskan masuk Islam karena memang keinginan sendiri. Bahkan sebelumnya ia sering belajar tentang Islam secara sendiri. Ia menegaskan masuk Islam karena ingin masuk surga nantinya. Di hadapan awak media ketika ia diminta melantunkan ayat Alquran dan doa dalam Islam.
Ia pun langsung melakukannya tanpa teks. Ternyata ia sudah cukup banyak hafal ayat Alquran dan doa dalam Islam.
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ فَمَنِ اهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۖ وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِوَكِيلٍ
Katakanlah, “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu kebenaran (al-Qur’ân) dari Rabbmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa sesat maka sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu.” (QS. Yunus 108)
لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ
“Bukan kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetepi Allah-lah yang mrmberi petunjuk(memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-nya.” (QS. Al Baqarah 272)
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi hidayah kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki. (QS. Al Qashash 56)
وَقُلْ لِلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْأُمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ ۚ فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوْا ۖ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi al-Kitab dan kepada orang-orang yang ummi, “Apakah kamu mau masuk Islam?” Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah) dan Allâh maha melihat akan hamba-hambanya.” (QS. Ali Imran 20)
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ ۖ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ
“Barangsiapa Allâh kehendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia akan melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki kesesatannya, niscaya Allâh menjadikan dadanya sesak lagi sempit seolah-olah ia sedang mendaki kelangit.” (QS. Al An’aam 125)
Semoga Allah merahmati dan terus memberikan hidayah kepada anak ini..
Kembali Allah buktikan kejayaan dan kemenangan Islam adalah hal yang pasti karena janji Allah Azza wa Jalla:
ليبلغن هذا الأمر ما بلغ اليل و النهار ولا يترك الله بيت مدر ولا وبر إلا أدخله الله هذا الدين بعز عزيز أو بذل ذليل عز يعز الله به الإسلام وذل يذل الله به الكفر
“Islam pasti akan mencapai wilayah yang diliputi siang dan malam. Allah tidak akan membiarkan rumah yang megah maupun yang sederhana, melainkan akan memasukkan agama ini ke dalamnya, dengan memuliakan orang-orang yang mulia dan menginakan orang-orang yang hina. Mulia karena Allah memuliakannya dengan Islam. Hina karena Allah menghinakannya akibat kekafirannya.”(HR. Ahmad)
Mari kita memohon kepada Allah adalah agar kita semua tidak mati kecuali dalam keadaan muslim.
أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.” (QS. Ali Imran : 83)
تَوَفَّنِي مُسْلِماً وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ
“Wafatkanlah aku dalam keadaan Muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang saleh.” (QS.Yusuf 101)
إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ
“Sesungguhnya pelindungku ialah Allah Yang telah menurunkan Al Quran.” (QS. Al. A’raf 196)
اَللّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِاْلاِسْلاَمِ وَاخْتِمْ لَنَا بِاْلاِيْمَانِ وَاخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Sumber: Hanny Kristianto