Mahasiswa Demo Ditangkap, Mengapa Jokowi-JK Diam Membisu
10Berita , Surakarta – Mantan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS), Ikhlas Tamrin beserta anggota BEM UNS Surakarta mengecam aparat kepolisian yang menangkap mahasiswa, dan diamnya Joko Widodo-Jusuf Kalla atas hal itu.
Ikhlas Tamrin menyebut penangkapan yang dilakukan polisi menunjukkan perilaku represif yang merusak demokratisasi Indonesia. Terlebih para mahasiswa itu ditangkap secara brutal.
“Ini jelas sikap yang menghancurkan demokrasi,” ungkapnya di Gedung Rektorat UNS Surakarta, Selasa (24/10/2017).
Menurut Ikhlas kritik terhadap rezim merupakan upaya dari proses cek and balance. Selain itu kegitan unjuk rasa yang dilalukan dalama rangka refleksi 3 tahun berkuasanya pemerintahan Jokowi-Jk itu dilindungi oleh undang-undang.
Ikhlas menilai proses penangkapan mahasiswa yang dibarengi dengan pemukulan, hingga ditetapkannya sebagai tersangka dilakukan dalam durasi yang cepat. Hal itu memicu pertanyaan besar bagi aparat hingga rezim Jokowi-JK.
“Apakah proses demonstrasi yang dilakukan aktivis mahasiswa adalah suatu kejahatan,” ujarnya.
Ikhlas lantas membandingkan dengan aksi lain, jika polisi mempermasalahkan prosedur. Pihak keamanan beralasan pembubaran paks dilakukan karena aksi digelar hingga tengah malam.
“Jika misal kesalahannya adalah sampai larut malam, lalu kenapa aksi-aksi yang serupa dibiarkan saja,” imbuhnya.
Ikhlas dengan tegas menyatakan penangkapan peserta demo di depan Istana Merdeka lalu sebagai pembungkaman aktivis dan perlakuan diskriminasi hukum yang sangat jelas dan terang benderang. Sikap itu bertolak belakang dengan pernyataan Presiden Jokowi yang menyatakan rindu didemo.
“Pertanyaan selanjutnya adalah apakah daya rusak aparat yakni pembungkaman aktivis dan diskriminasi hukum itu adalah sikap dari rezim Jokowi-JK?
“Jika bukan sikap dari rezim penguasa saat ini lalu mengapa Jokowi-JK diam membisu,” tandas Ikhlas.
Reporter: Reno
Editor: Imam S.
Sumber : Kiblat.
