Pemikir Islam: Ada Penggiringan Cadar Adalah Bagian Dari Terorisme
10Berita – Pelarangan penggunaan cadar bagi mahasiswi di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta merupakan bentuk pelanggaran serius terhadap HAM mahasiswa dalam menjalankan agama sesuai keyakinan masing-masing.
Penegasan ini disampaikan pemikir Islam Muhammad Ibnu Masduki kepada intelijen, Jumat (13/10). “Aturan UIN Sunan Kalijaga (UIN Suka) melarang cadar dengan alasan cadar merupakan pakaian ala Arab itu sangat ngawur,” tegas Ibnu Masduki.
Menurut Ibnu Masduki, pernyataan Wakil Rektor UIN Suka Waryono Abdul Ghafur yang mengaitkan cadar dengan terorisme pada acara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), merupakan bentuk penggiringan opini bahwa cadar terkait dengan terorisme.
“Padahal tidak ada kaitan cadar dengan terorisme. Kelompok Salafy yang mayoritas menganjurkan cadar sangat menentang aksi terorisme termasuk bom bunuh diri,” papar Ibnu Masduki.
Ibnu Masduki mengungkapkan, beberapa pesantren di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) juga mewajibkan santriwatinya menggunakan cadar. “Di Yogyakarat ada seorang dokter perempuan bercadar dan memberikan pelayanan gratis kepada masyarakat setempat. Ini membuktikan cadar tidak ada kaitannya dengan terorisme,” ungkap Ibnu Masduki.
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta telah melarang para mahasiswinya menggunakan cadar. “Saya melarang keras mahasiswi memakai cadar. Saya sampaikan, kita ini hidup di Indonesia, pakailah pakaian normal Indonesia,” kata Wakil Rektor III UIN Kalijaga, Waryono Abdul Ghafur pada hari Rabu (11/10) kemarin. (It/Ram)
Sumber: eramuslim