OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 01 Oktober 2017

Sempat Sebut Bersumber Pada HOAX, Akhirnya Polri NGAKU Impor Senjata Berat Untuk Brimob

Sempat Sebut Bersumber Pada HOAX, Akhirnya Polri NGAKU Impor Senjata Berat Untuk Brimob


10Berita~ Setelah sempat menyebut kabar masuknya senjata berat milik Brimob ke gudang UNEX Bandara Soekarno Hatta berasal dari sunber yang meragukan, bahkan senpat dikategorikan sebagai hoax, Mabes Polri akhirnya mengakui adanya impor ratusan senjata berat untuk Korps Brimob Polri.


Menurut Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto, pengadaannya sudah melalui proses anggaran yang sah. Namun, perizinannya masih diurus ke pihak TNI.

"Barang yang ada dalam Bandara Soetta yang dinyatakan dimaksud rekan-rekan senjata adalah betul milik Polri dan barang yang sah," ungkap Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu, 30 September 2017.

Menurutnya, pengadaan senjata itu sudah melalui prosedur yang sah. Ia juga mengakui masuknya senjata itu membutuhkan izin dari TNI.

"Semua sudah sesuai prosedur, mulai dari perencaan, proses lelang dan kemudian pross berikutnya sampai kemudian di-review pengadaan dan pembeliannya oleh pihak ke-4 dan proses masuk ke Indonesia," jelasnya.

Menanggapi masuknya senjata berat ini, Kepala Korps Brimob Polri Irjen Murad Ismail enggan menganggap bahwa 280 pucuk senjata dan 5932 butir amunisi yang diimpornya merupakan senjata berbahaya.

"Saya tegaskan bukan untuk membunuh, tapi untuk mengejutkan," tutur Ismail, di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu 30 September 2017.

Ismail Murad menjelaskan, senjata ini digunakan dalam situasi huru-hara dan sifatnya tidak membahayakan. Misalnya, Polisi menembakkan senjata ini agar sasaran keluar dari persembunyian.

Amunisinya pun jenisnya peluru tabur. Larasnya tidak memiliki alur yang biasa ada pada senjata mematikan. Jarak tembaknya paling jauh 100 meter. Penggunanya pun sudah terlatih.

"Semua komandan yang pakai ini sudah pernah kita latih di Cikeas cara penggunaannya," imbuhnya.

Senjata tersebut nantinya akan disebar di sejumlah daerah rawan konflik, seperti Poso, Sulawesi Tengah, dan Papua.

Menurutnya, kebutuhan akan senjata itu tak lepas dari fungsi Brimob Polri yang berbeda dengan satuan lain di Polri. Yakni, menangani kasus gangguan keamanan level tinggi, seperti antiterorisme.

"Peran Brimob membantu tentara dalam menghadapi musuh, membantu TNI dalam melawan musuh negara," tutupnya.

bohongnya kurang asik neh.
kmrn pak poici ngomong beli senjata dari pindad, kok skrg ngakunya impor?apa pindad buka cabang di ukraina??

— alfajri (@aLeGiggsy) September 30, 2017


Katanya dari pindad ko impor �

— _ (@apriawan86) September 30, 2017


Senjata berat harus se ijin TNI dan Menhan, klo dr TNI tidak tau apa namanya tidak Ilegal...??

— kawulo@lit (@wahyourock08) September 30, 2017


Kemaren bilang cuma beli dari Pindad utk polantas ternyata impor! Taik kucing bohong melulu!

— Pancasila = islam (@andyydepp) September 30, 2017


Sudah ketahuan saja ini baru ngaku, panglima emg infonya valid, ����@Tni_ad

— Indonesia Bangkitlah (@_________ZHNdya)September 30, 2017


Sumber: Portal Islam