Benarkah Wanita Lebih Mudah Depresi Dibandingkan Pria?
10Berita - Sebagian orang biasanya memang akan menunjukkan ekspresi spontan ketika perasaannya mengalami perubahan mood. Baik ketika sedih, senang, marah dan sebagainya.
Perasaan sedih yang menghampiri ketika seseorang mengalami sesuatu yang sulit tentu saja merupakan sebuah kewajaran. Namun, bagi orang yang terindikasi mengalami depresi, biasanya perasaan sedih ini akan berlangsung cukup lama dibandingkan orang yang tidak mengalami depresi.
Depresi merupakan gangguan psikologi yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas seseorang di dalam kehidupan sehari-hari, termasuk pola pikir, perasaan, suasana hati dan juga cara menghadapi sesuatu saat beraktivitas sehari-hari. Ketika mengalami depresi seseorang akan merasa sedih berkepanjangan, putus harapan, tidak punya motivasi untuk beraktivitas, kehilangan ketertarikan pada hal-hal yang dulunya menghibur, dan menyalahkan diri sendiri.
Namun tahukah Sahabat Ummi, bahwa ternyata depresi lebih sering terjadi pada wanita.
Menurut catatan dari WHO, setidaknya ada 350 juta orang di seluruh dunia mengalami depresi dan lebih dari 800 ribu orang meninggal dunia dengan bunuh diri akibat depresi yang dialaminya. Masih banyak penderita depresi yang tidak mengakui kondisi mereka, sehingga tidak pernah ditangani atau setidaknya dibicarakan. Depresi sendiri lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki.
Apa saja yang sebenarnya membuat wanita lebih mudah terkena depresi?
1. Faktor Genetik
Seseorang yang memiliki riwayat depresi pada keluarga meningkatkan peluang lebih besar terjadinya depresi baik pada pria maupun wanita. Namun, studi menunjukkan bahwa tekanan hidup yang dialami oleh seseorang cenderung membuat wanita lebih rentan untuk mengalami stres yang berujung pada depresi dibandingkan dengan pria. Mutasi genetik tertentu yang berterkaitan dengan perkembangan depresi berat hanya terjadi pada wanita.
2. Faktor eksternal
Beberapa penelitian mennyebutkan bahwa perempuan lebih rentan terkena depresi disebabkan adanya tekanan pekerjaan, pekerjaan rumah, atau tugas sekolah. Bisa jadi hal ini disebabkan karena perempuan memproduksi hormon stress yang lebih banyak dibandingkan laki-laki.3. Premenstrual Syndrome
Selama masa menstruasi biasanya hormon akan mengalami naik-turun. Oleh sebab itu, menstruasi juga dapat menjadi penyebab umum terjadinya depresi pada perempuan.Sahabat Ummi mungkin juga pernah mengalami sendiri kan, bagaimana perubahan emosi dan mood pada saat menstruasi kadang sangat mengganggu bukan hanya bagi diri sendiri, tetap juga bagi orang lain. Bagi sebagian perempuan yang mengalami gejala setress berlebihan pada saat menstruasi ini dapat didiagnosis mengidap premenstrual dysphoric disorder (PDD).
4. Masa kehamilan dan Melahirkan
Selama masa kehamilan hingga melahirkan bukanlah hal yang mudah, karena selama proses tersebut akan terjadi perubahan hormon yang dapat memicu terjadinya perubahan mood atau depresi pada wanita.
Wanita hamil biasanya mengalami trimester pertama yang sulit, menghadapi morning sickness alias mual dan muntah, penambahan berat badan, dan mood swings atau perubahan emosi yang tak terduga. Bahkan ada juga yang full semasa kehamilan merasakan mual dan lemas selama sembilan bulan. Hal ini tentu saja dapat menjadi pemicu depresi.
Perubahan hormon dan genetik saat proses perkembangan janin juga dapat membuat wanita lebih rentan mengalami gangguan mood, seperti depresi. Apalagi setelah melahirkan, wanita juga akan sangat rentan mengalami baby blues, yaitu kondisi khawatir, tidak bahagia, mood swings, dan kelelahan setelah proses melahirkan.
Yang lebih parah, ibu yang baru melahirkan juga berisiko mengidap postpartum depression alias depresi pascamelahirkan. Depresi ini ditandai dengan perasaan sedih, gelisah, dan lelah yang ekstrem, sehingga dapat menyulitkan wanita untuk menjalani peran baru sebagai seorang ibu, terutama dalam merawat bayinya.
Itu sebabnya, suami dan orang-orang sekitar harus mensupport para ibu muda yang baru saja melahirkan agar mereka tidak mengalami depresi semacam ini.
5. Memiliki trauma khusus
Sebenarnya trauma ini dapat dialami oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Namun karena wanita memang lebih banyak mengeluarkan hormon stress, alhasil wanita yang memiliki trauma khusus menjadi lebih mudah mengalami depresi dibandingkan dengan wanita.
Lantas bagaimana cara mengatasi depresi?
Depresi memiliki beberapa tingkatan, dari depresi ringan sampai depresi berat. Ada baiknya kita mengenali depresi apa yang kita alami, kemudian sebaiknya seseorang yang mengalami depresi segera berkonsultasi dengan dokter agar dapat diberikan solusi cara penanganan yang paling tepat untuk mengatasi masalah depresinya.
Foto ilustrasi : Google
Sumber : Ummi online
Senin, 13 November 2017
Benarkah Wanita Lebih Mudah Depresi Dibandingkan Pria?
By 10 BERITA 11/13/2017 10:23:00 PM