OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 23 November 2017

Berdasarkan Penelitian, Silaturahmi Berpengaruh Pada Kebahagiaan dan Kecerdasan Seseorang

Berdasarkan Penelitian, Silaturahmi Berpengaruh Pada Kebahagiaan dan Kecerdasan Seseorang


10Berita - Apakah Anda seorang adalah seorang penyendiri yang lebih senang tinggal dirumah sambil membaca buku daripada pergi berpesta? Jika demikian, psikolog mengatakan mungkin ada penjelasan yang baik untuk itu.

Nyatanya, Anda tidak perlu menghabiskan banyak waktu dengan teman-teman Anda untuk menjadi bahagia, menurut penelitian yang dipublikasikan bulan lalu di British Journal of Psychology.

Untuk penelitian ini, peneliti menganalisis data survei dari 15.000 orang dewasa berusia antara 18-28, termasuk informasi tentang lingkungan hidup, kesejahteraan, IQ dan hubungan mereka.

Setelah mengontrol data untuk status sosial ekonomi, para peneliti menemukan bahwa orang yang kecerdasannya dibawah rata-rata (yang diukur dengan tes IQ) dan tinggal di lingkungan populasi kepadatan tinggi (seperti kota-kota besar) menyatakan rendahnya tingkat kepuasan hidup daripada mereka yang hidup di daerah pedesaan.

Data tersebut juga mengungkapkan bahwa semakin banyak silaturahmi atau interaksi sosial dengan teman-teman dekat mereka, semakin bahagia mereka (yang memiliki kecerdasan IQ dibawah rata-rata).

Namun, sebaliknya untuk orang-orang dengan IQ di atas rata-rata—mereka lebih puas dengan kehidupan mereka dan merasa lebih bahagia ketika mereka menghabiskan waktu lebih sedikit dengan teman-teman dekat mereka atau bahkan menyendiri.

“Otak manusia rata-rata mungkin telah berevolusi untuk berfungsi dengan sangat baik di lingkungan pedesaan dengan orang-orang yang lebih sedikit. Ketika ditempatkan di perkotaan dengan kepadatan penduduk tinggi, otak kita mungkin mengirim sinyal untuk membagi ke dalam lingkaran sosial yang lebih kecil,” kata Dr. Satoshi Kanazawa, seorang psikolog di London School of Economics dan penulis utama penelitian tersebut, seperti dilansir Huffington Post.

Hal senada juga disampaikan Dr. Carol Graham, peneliti dari  Brookings Institute, mengatakan bahwa orang yang cerdas melihat aktivitas bersosialisasi sebagai gangguan dari hal-hal yang lebih penting, seperti mengejar karir jangka panjang atau target perbaikan diri.

Pilihannya sekarang ada pada Anda, bahagia karena bersosialisasi juga penting, namun ada kalanya kita butuh menyediakan waktu bagi diri sendiri.

Sumber: intisari.grid.id

Related Posts:

  • Jangan Berputus Asa dalam Berdoa Jangan Berputus Asa dalam Berdoa Oleh: Hana NusaibahMahasiswa “Dan tuhanmu berfirman, berdoalah kepada-ku, niscaya akan aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-ku akan masuk ne… Read More
  • Kekuasaan yang Menenggelamkan Kekuasaan yang Menenggelamkan -CATATAN M RIZAL FADHILLAH, SH- Budaya kritik tak terbangun. Padahal Kritik justru berfungsi untuk menghindari kerusakan. Mencegah kemungkaran itu sesungguhnya membawa kebaikan.10Berita,&nbs… Read More
  • Syukur Membuatmu Kaya Syukur Membuatmu Kaya 10Berita SYUKUR itu artinya membuka. Mereka yang bersyukur adalah mereka yang membuka nikmat-Nya, sehingga bukan hanya dia yang merasakannya. Mereka yang di sekelilingnya pun mendapatkan cipratan a… Read More
  • Temukan Jalan Hijrahmu Temukan Jalan Hijrahmu Oleh : Sri Yana BANYAK pemberitaan di media sosial bahwa para artis telah hijrah. Mulai dari Teuku Wisnu, Arie Untung, Raffi Ahmad, dan sederetan artis lainnya. Itu seharusnya membuat kita berfik… Read More
  • Obama Mulai Kampanyekan Prabowo-Sandi Obama Mulai Kampanyekan Prabowo-Sandi Obama (baju biru) salam dua jari bersama sejumlah tokoh masyarakat di Kabupaten Takalar, Sabtu (12/1/2019). 10Berita , MAKASSAR - Politikus Partai Demokrat, B… Read More