OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 23 November 2017

Seberapa jauh pengaruh Cina di Zimbabwe?

Seberapa jauh pengaruh Cina di Zimbabwe?

 

10Berita  : Hanya dalam hitungan hari setelah militer menguasai stasiun televisi nasional di Ibu Kota Harare, panglima militer Zimbabwe bertolak ke Beijing. Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan kunjungan itu adalah “lawatan militer yang normal”. Namun, sebenarnya seberapa jauh hubungan antara Cina dan Zimbabwe?

Berita bahwa Jenderal Constantino Chiwenga berkunjung ke Cina setelah militer menguasai Harare adalah sebuah kebetulan yang mendapat sorotan.

Ada beragam spekulasi bermunculan setelah Cina menyatakan tengah mengamati perkembangan di Zimbabwe dari dekat, namun tidak mengecam tindakan militer yang jelas-jelas hendak melengserkan Presiden Robert Mugabe.

Bagi Zimbabwe, Cina adalah mitra dagang terbesar keempat sekaligus investor utama dengan investasi mencapai miliaran pound di berbagai bidang, mulai dari pertanian hingga konstruksi.

Zimbabwe bisa dibilang mitra yang sangat tergantung pada Cina mengingat negara tersebut menyediakan pasar ekspor terbesar dan sokongan untuk ekonomi.

Hubungan Cina-Zimbabwe dimulai dari Perang Rhodesia, pada akhir 1970-an.

Ketika Robert Mugabe gagal mendapat sokongan Uni Soviet pada 1979, dia beralih ke Cina—yang menyediakan senjata dan pelatihan untuk gerilyawan Zimbabwe. Manakala Zimbabwe meraih kemerdekaan pada 1980, kedua negara menjalin hubungan diplomatik secara resmi dan Mugabe berkunjung ke Beijing sebagai perdana menteri tahun berikutnya.

Sejak saat itu dia menjadi pengunjung rutin di Beijing.


Hak atas fotoGETTY IMAGESImage captionPresiden Zimbabwe Robert Mugabe menemui Presiden Cina Xi Jinping di Beijing tahun ini.

Selama bertahun-tahun, para pejabat Zimbabwe berupaya berpihak ke Cina ketimbang ke negara-negara Barat dengan menerapkan strategi ‘menatap ke Timur’ menyusul serangkaian sanksi dari Uni Eropa pada 2002.

Hal itu ditegaskan Mugabe di hadapan publik saat meresmikan stadion nasional buatan Cina di Harare. “Kira telah beralih ke timur tempat matahari terbit dan membelakangi barat tempat matahari tenggelam.”

Dalam periode ini, hubungan militer Cina dan Zimbabwe berkembang pesat.

Zimbabwe membeli sejumlah persenjataan Cina, termasuk pesawat jet Hongdu JL-8, pesawat tempur JF-17 Thunder, kendaran militer, radar, dan senjata lainnya.

Namun, ketika muncul kontroversi mengenai pengiriman tiga juta amunisi AK-47, 1.500 granat roket, dan ribuan mortir pada 2008, Beijing menempatkan perdagangan militer dengan Zimbabwe pada “taraf terbatas”.

Walau telah menerapkan strategi ‘Menatap ke Timur’, Zimbabwe tidak kedatangan banjir investasi yang diharapkan. Sehingga, dalam pidato kenegaraan pada Agustus 2015, Mugabe secara terbuka meminta negara-negara Barat untuk kembali menjalin hubungan dengan Zimbabwe.


Hak atas fotoAFP/GETTY IMAGESImage captionKendaraan lapis baja disiagakan di Kota Harare. Militer Zimbabwe banyak membeli persenjataan dari Cina selama beberapa tahun terakhir.

Kini, kenyataannya kepentingan ekonomi-politik Cina dan Barat beririsan di Zimbabwe sebagaimana tercermin dari wujud Kedutaan Cina dan Kedutaan Inggris yang berdekatan di pinggiran Kota Harare.

Saat kedutaan-kedutaan lainnya mengurangi staf atau bahkan tutup, Kedutaan Cina meluas. Pengembangan ini tidak sekedar dari luas bangunan, tapi juga aktivitasnya.

Kedutaan Cina memberi “sokongan teknis” kepada partai berkuasa Zanu-PF serta keamanan negara dan keamanan presiden. Bantuan itu membuat para diplomat Cina terhubung baik dengan politik Zanu-PF dan faksi-faksi di dalamnya sehingga punya pengetahuan mendalam mengenai Zimbabwe.

Seperti halnya para diplomat Barat, diplomat Cina risau dengan stabilitas, iklim investasi yang lebih baik, dan kepatuhan pada hukum.

Ketika Presiden Cina Xi Jinping berkunjung ke Zimbabwe pada 2015, dia mengatakan negaranya bersedia mendorong perusahaan-perusahaan bonafid untuk menanamkan modal di Zimbabwe. Namun, secara implisit pesannya adalah tiada lagi pinjaman sampai Zimbabwe menstabilkan ekonominya.

Pada 2016, perdagangan kedua negara mencapai US$1,1 miliar atau Rp14,8 triliun. Dari jumlah tersebut, Cina paling banyak membeli tembakau Zimbabwe sekaligus mengimpor kapas dan bahan-bahan mineral. Sebaliknya, Zimbabwe membeli produk elektronik, pakaian, dan barang jadi lainnya dari Cina.

Perusahaan-perusahaan kontruksi Cina juga aktif di Zimbabwe dengan membangun berbagai infrastruktur, termasuk gedung Akademi Pertahanan Nasional senilai US$100 juta atau setara dengan Rp1,3 triliun. Kemudian tahun lalu, Cina sepakat mendanai pembangunan gedung parlemen yang baru di Harare.


Hak atas fotoAFP/GETTY IMAGESImage captionAnak-anak sekolah membentuk gambar Presiden Robert Mugabe dalam perayaan kemerdekaan Zimbabwe di stadion nasional, pada April lalu. Stadion itu dibangun oleh perusahaan konstruksi Cina.

Era baru

Bagaimanapun, para diplomat Cina dan banyak bisnis lainnya menantikan era yang lebih baik di Zimbabwe.

Sejumlah perusahaan menyadari iklim investasi di Zimbabwe menantang sehingga mereka mencari pasar alternatif.

Beberapa pekan lalu saya di Cina, menghadiri pertemuan mengenai hubungan Cina-Afrika. Kala itu, Zimbabwe tidak disebut satu kali pun.

Tidak seperti Ethiopia, Sudan, dan Angola yang merupakan mitra strategis, atau Nigeria, Kenya, dan Afrika Selatan yang menjadi pasar besar, Zimbabwe bukanlah prioritas Beijing. Sehingga kepentingan Cina di Zimbabwe saat ini adalah iklim investasi yang lebih baik.

Peralihan kekuasaan yang jelas menuju pemerintahan yang sah di Zimbabwe dalam wujud pemilihan umum adalah kepentingan Beijing, juga London.

Strategi ‘Menatap ke Timur’ dan ‘Melibatkan Barat’ tidak mendatangkan investasi dan kepercayaan terhadap Zimbabwe.

Yang diperlukan Zimbabwe sekarang adalah pemerintahan yang stabil dan dapat dipercaya sehingga investor dari Asia, Amerika, dan Eropa bakal secara serius mempertimbangkan Zimbabwe sebagai masa depan investasi.

Hal tersebut merupakan pesan yang disampaikan Cina kepada Mugabe saat berkunjung ke Beijing pada Januari silam.

Dan pesan yang sama juga diberikan kepada panglima militer Zimbabwe, pekan lalu.

Sumber : BBC, Moslem Today