Hamas: Teroris Mossad Terbukti Membunuh Komandan Brigade al Qassam di Tunisia
10Berita - PALESTINA – Hamas menyalahkan badan intelijen nasional Israel Mossad atas pembunuhan salah satu anggota mereka yang berwarga Negara Tunisia setelah melakukan penyelidikan selama 11 bulan.
Kelompok Perlawanan Islam Palestina tersebut mengatakan Mohammed al-Zawari, seorang komandan sayap bersenjata Brigade Qassam sejak 2006, ditembak beberapa kali hingga mati saat berada di dalam mobil di luar rumahnya yang terletak dekat Sfax, 270km tenggara Tunis, pada tanggal 15 Desember 2016, lansir Aljazeera, Kamis (16/11/2017).
Hamas membentuk sebuah komite investigasi segera setelah pembunuhan tersebut.
Berbicara pada sebuah konferensi pers di Beirut pada hari Kamis, Mohammed Nazzal, anggota politbiro Hamas, menyebut operasi Mossad tersebut sebagai “tindakan teroris”.
“Mossad secara resmi berada di balik pembunuhan, yang bukan hanya tindakan teroris, tapi juga pelanggaran kedaulatan negara,” katanya.
Nazzal juga mengatakan bahwa “mereka bertanggung jawab untuk berkoordinasi dengan pihak berwenang Tunisia” mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keamanan nasional negara tersebut “untuk menghadapi musuh Zionis”.
“Tunisia juga memiliki informasi mengenai penyelidikan. Kepentingan nasional dan stabilitas Tunisia sangat penting bagi kami,” kata Nazzal.
“Zionis dapat mengulangi perbuatannya sekali lagi, dan karena itu kita bertanggung jawab atas keamanan Tunisia – dan kita juga akan berada di negara Arab lainnya.”
Menurut Hamas, al-Zawari yang berusia 49 tahun adalah seorang insinyur penerbangan yang bekerja untuk pengembangan kendaraan udara tak berawak.
Hamas membuatnya percaya diri hingga mengembangkan pesawat tak berawak “Ababeel” yang digunakan dalam menangkis serangan Israel terakhir di Jalur Gaza pada perang musim panas 2014.
Laporan investigasi penuh, yang dipublikasikan di situs Hamas, mencakup rincian bagaimana pembunuhan tersebut direncanakan dengan cermat selama tiga tahap pada tahun 2015 dan melibatkan 12 individu.
Dua orang yang melakukan pembunuhan tersebut memiliki paspor Bosnia.
Salah satunya, yang bernama Chris Smith, pernah mendaftarkan diri di Sekolah Teknik Nasional Tunis – universitas yang sama dimana al-Zawari belajar untuk mendapatkan gelar pascasarjana.
Laporan tersebut mengatakan bahwa Smith, yang telah memberi tahu universitas bahwa dia ingin mengamati inovasi drone, telah menawari al-Zawari sebuah proyek, yang diduga didukung oleh Uni Eropa, untuk dikerjakan. Al-Zawari menolak setelah mencurigainya.
Nazzal mengatakan bahwa Hamas memiliki badan hukum dan akan menyampaikan laporan investigasi mereka untuk mempelajari kemungkinan opsi melanjutkan temuan tersebut.
“Saya meyakinkan Anda bahwa tim hukum akan memeriksa ini,” katanya. “Kami akan melihat pilihan untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap Israel.”
Sumber :Jurnal Islam